News
Sabtu, 20 April 2024 - 06:01 WIB

Tujuh Korban Meninggal dalam Kebakaran di Mampang Jaksel Teridentifikasi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran . (Antara)

Solopos.com, JAKARTA – Rumah Sakit Polri Kramat Jati telah berhasil mengidentifikasi tujuh jenazah korban kebakaran toko bingkai di Jalan Mampang Prapatan Raya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, yang terjadi pada Kamis (18/4/2024).

“Kami baru saja selesai rekonsiliasi. Alhamdulillah tujuh korban tersebut sudah diidentifikasi semua,” kata Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Hariyanto ketika dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (19/4/2024) malam.

Advertisement

Menurut dia, seluruh jenazah korban teridentifikasi berdasar pencocokan data gigi dari antemortem dengan postmortem. Jenazah tujuh korban yang teridentifikasi adalah pria berinisial TT,75, perempuan berinisial H,39, anak balita laki-laki R,2, dan anak laki-laki berinisial A,7, yang merupakan satu keluarga.

Sedangkan tiga jenazah lainnya merupakan asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di lokasi kejadian, yakni ART perempuan berinisial T,25, ART perempuan berinisial S,22, dan ART perempuan berinisial J,18.

Setelah jenazah teridentifikasi, ketujuh jenazah yang sebelumnya dibawa ke Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati sudah dapat diserahkan kepada pihak keluarga.

Advertisement

Namun pada Jumat malam baru lima jenazah yang diserahkan. Sedangkan dua jenazah korban kebakaran Mampang Prapatan lainnya menunggu keputusan pihak keluarga.

“Ada lima jenazah, yakni kakek, ibu, ada dua anak, satu ART. ART ini inisial T. Nanti kami persiapkan kalau mau dibawa ke pihak keluarganya,” tuturnya.

Selain jenazah, RS Polri juga menyerahkan properti atau barang pribadi seperti kalung, perhiasan dan pakaian terakhir yang dikenakan korban saat kejadian.

Advertisement

Meski ketujuh korban menderita luka bakar berat dengan tingkat 90 persen dan derajat (grade) empat luka bakar, tapi RS Polri Kramat Jati menyatakan tidak mengalami kesulitan berarti saat identifikasi.

“Ini disaster [musibah] tertutup ya bukan terbuka [tidak ada orang luar]. Jadi disaster ini diketahui oleh keluarga yang tinggal di dalam itu siapa saja,” kata Hariyanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif