Soloraya
Kamis, 28 Maret 2024 - 17:01 WIB

Sama-sama Tumbang, 3 Pejabat Eselon II Pemkab Sragen Masuk Rumah Sakit

Redaksi Solopos.com  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati (kanan) dan para kepala dinas me jenguk Kepala Bapperida Sragen, Aris Tri Hartanto (duduk) yang dirawat di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, Kamis (28/3/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Tiga  pejabat eselon II Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen dirawat di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro, Sragen dan RSUD dr. Soeratno Gemolong, Sragen. Dua di antaranya sakit tifus sedangkan satu lainnya mengalami keluhan hipertensi dan demam yang mengarah ke demam berdarah dengue (DBD).

Dua pejabat yang dirawat di RSUD Sragen adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida), Aris Tri Hartanto dan Kepala Dinas Sosial (Dinsos), Finuril Hidayati. Sementara Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Sragen, Dwiyanto, dirawat di RSUD Gemolong.

Advertisement

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, bersama Sekretaris Daerah (Sekda), Hargiyanto, dan sejumlah pejabat eselon II lainnya membesuk Aris dan Finuril pada Kamis (28/3/2024) siang. Awalnya rombongan Bupati menjenguk Aris lebih dulu, kemudian menjenguk Finuril karena ruangannya berbeda tetapi sama-sama di Lantai IV Gedung Wijaya Kusuma yang digunakan sebagai pelayanan VIP.

“Sakit tifus, Mas. Masuknya bersamaan dengan dokter Finuril,” ujar Aris kepada Solopos.com yang ikut menjenguk bersama rombongan Bupati.

Bupati menyebut Aris dan Dwiyanto sakit tifus, Finuril sakit hipertensi dan DHF (dengue haemoragic fever) atau biasa dikenal demam berdarah dengue (DBD). Dia melihat tren kasus DBD di Sragen memang naik, tetapi kenaikannya tidak seperti lima tahun lalu.

Advertisement

“Ya, musim penghujan membuat angka DBD naik dan tifus juga ikut naik. Jadi demam itu indikasinya kalau tidak DBD ya tifus. ASN [aparatur sipil negara] juga banyak yang sakit. Biasa jadi karena kondisi puasa membuat daya tahan tubuh turun ditambah dengan beban kerja yang berlebih sehingga jatuh sakit. Kami doakan semoga mereka cepat sembuh semua,” ujar Yuni.

Dia mengimbau kepada masyarakat Sragen supaya waspada dengan DBD. Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) perlu digiatkan selalu puskesmas pun tak henti-hentinya untuk mengedukasi masyarakat.

“Saat Safari Ramadan ke daerah-daerah juga saya mengingatkan pencegahan DBD dengan gerakan 3M [menguras, menimbun, dan menutup]. Kuncinya jaga kebersihan lingkungan. Jangan sampai Covid-19 datang lagi sehingga tetap cuci tangan yang benar. Edukasi ke masyarakat penting,” jelasnya.

Advertisement

Finuril juga baru tahu masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sragen bersamaan dengan Aris. Dia mengakui kalau keluhannya demam dan mengarah kepada DBD. Selain itu, Finuril juga memiliki keluhan hipertensi. Saat kondisi tubuhnya kurang enak, Finuril masih tetap bekerja dan mendatangi sejumlah kegiatan. Hingga akhirnya, Finuril harus menghubungi Direktur RSUD Sragen, Joko Haryono, agar disiapkan satu bed untuknya.

Finuril bercerita banyak tentang kondisi yang dialaminya, bahkan banyak yang tidak percaya Finuril sakit. Warga di lingkungan sekitar rumahnya pun bergerak untuk melakukan PSN dan ternyata memang ditemukan nyamuk di sana. Namun, sumber DBD itu darimana, Finuril tidak mengetahui karena di lingkungannya hanya dirinya yang demam dan mengarah ke DBD.

“Pengalaman pribadi saya gejala klinis DBD ini kok aneh tidak seperti gejala yang biasa terjadi. Saya justru mengalami gejala diare. Jangan-jangan virusnya sudah bermutasi. Saya meminta masyarakat agar wajib menguras bak mandi atau penampungan air empat hari sekali karena siklus perkembangbiakan nyamuknya menjadi maju. Biasanya jentik menjadi nyamuk itu dalam sepekan ternyata empat hari sudah menjadi nyamuk,” katanya.

Advertisement
Kata Kunci : Dbd Sragen Dinsos Sragen
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif