SOLOPOS.COM - Ribuan ekor tikus mati dibasmi dalam kegiatan geropyokan yang digelar petani di lima desa di Kecamatan Miri, Sragen, pada Minggu (20/6/2021). (Istimewa/Dokumentasi Dalyono)

Solopos.com, SRAGEN -- Sebanyak 1.150 petani di lima desa di Kecamatan Miri, Sragen, menabuh genderang perang melawan koloni tikus melalui kegiatan geropyokan yang digelar Minggu (20/6/2021) pagi.

Dalam geropyokan yang digelar serentak itu, 14.993 ekor tikus mati dibasmi petani. Total sudah ada 26.516 ekor tikus di Kecamatan Miri yang mati dibasmi oleh petani sejak awal Juni.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Truk Bermuatan Tebu Terguling di Tikungan Jumantono Karanganyar

Lima desa yang menggelar geropyokan tikus secara serentak pada Minggu itu adalah Girimargo yang melibatkan 13 kelompok petani, Bagor dengan delapan kelompok petani, Brojol dengan empat kelompok petani, Sunggingan dengan enam kelompok petani dan Jeru dengan enam kelompok tani.

Dengan menerjunkan 13 kelompok petani, geropyokan di Desa Girimargo, Miri, Sragen, mendapat tikus paling banyak yakni 9.726 ekor. Disusul petani Desa Sunggingan yang mampu membasmi 2.484 ekor tikus. Petani di Desa Bagor mampu membasmi 1.244 ekor tikus, petani Desa Jeru mampu membasmi 776 ekor tikus dan petani Desa Brojol mampu membasmi 763 ekor tikus.

“Desa Brojol hanya mengerahkan empat kelompok petani karena mereka tinggal menyisir lahan yang belum dijamah dalam kegiatan geropyokan tikus beberapa hari lalu,” jelas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Miri, Dalyono, kepada Solopos.com.

Kegiatan geropyokan tikus itu akan dilanjutkan lagi pada Senin (21/6/2021) di Desa Sunggingan, Jeruk, Bagor dan Brojol. Para petani akan kembali menyisir area persawahan yang belum dijamah dalam kegiatan geropyokan tikus.

Baca Juga: Komunitas Jumputan Bantu Pelaku UMKM Magelang di Acara Pameran

“Sekarang petani di Miri memang lagi semangat-semangatnya membasmi hama tikus. Semboyan petani, tikus harus dibersihkan dari area persawahan hingga awal MT [musim tanam] I pada Oktober nanti,” terang Dalyono.

Geropyokan tikus yang intensif digelar sejak awal Juni lalu diharapkan bisa berdampak baik bagi nasib petani dalam menyongsong MT III dan MT I. Biasanya, hama tikus menyerang tanaman saat masih berusia dua pekan. Dengan adanya geropyokan tikus sebelum MT III dimulai, diharapkan petani bisa meraih panen dengan hasil memuaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya