SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SURABAYA—Kepolisian Resor Mojokerto menduga kondisi jalan dan penerangan menjadi salah satu penyebab tabrakan maut antara bus Sumber Kencono melawan minibus angkutan travel yang menewaskan 19 korban. Selain itu, diduga bus melaju sangat kencang, ditambah karakter sopir angkutan yang sering ugal-ugalan di jalan.

“Kecelakaan terjadi di tikungan, yang tidak ada marka jalannya,” kata Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Ajun Komisaris Besar Polisi Prasetijo Utomo, Senin (12/9). “Pada malam hari kondisi jalan sangat gelap. Ini membutuhkan penerangan,” ujar dia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kecelakaan antara bus Sumber Kencono W-7181-UY melawan minibus AG-7103-ML, terjadi ketika minubus melaju dari arah Jombang menuju Surabaya di kilometer 51, di Jalan Raya By Pass Mojokerto, Jawa Timur, Senin (12/9) dini hari.

Prasetijo menambahkan, penyelidikan kecelakaan mengalami kesulitan karena dua sopir bus tewas. Penyebab tabrakan disinyalir akibat kedua angkutan itu melaju sangat kencang. Para sopir tak memperhatikan kondisi jalan yang gelap. Di jalur Jombang-Surabaya, sopir angkutan bus cenderung ugal-ugalan.

Menurut Prasetijo, saat di tikungan minibus berpenumpang 23 orang itu menyalip sebuah kendaraan di depannya dengan memakan badan jalan. Pada saat yang bersamaan, ada Sumber Kencono yang melaju kencang dari arah Surabaya. “Minibus terseret sejauh 50 meter dan sebanyak 18 penumpang termasuk sopir meninggal dunia,” ujar dia.

Sedangkan sopir Sumber Kencono tewas akibat tergencet bodi bus. Korban meninggal dan luka-luka dievakuasi di tiga rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto, Rumah Sakit Islam Sakinah, dan Rumah Sakit Citra Medika Mojokerto.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Mojokerto Ajun Komisaris Samirin menambahkan penumpang minibus adalah pekerja yang hendak ke Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. “Banyak tiket kapal yang ditemukan pada korban tewas,” ujar dia.

Korban tewas:
1. Zainal asal Ngetos, Nganjuk
2. Sairan asal Loceret, Nganjuk
3. Sugito asal Ngetos, Nganjuk
4. Wulan Purnono asal Rejoso, Nganjuk
5. Slamet asal Gondang Bojonegoro
6. Gayuh Wibawa asal Bajulan, Loceret, Nganjuk
7. Sukijan asal Klodan, Ngetos Nganjuk
8. Warsito asal Semanding, Bajulan, Lohceret, Nganjuk
9. Parmi asal Bajulan, Lohceret, Nganjuk
10. Sutarno asal Ngankatan, Rejoso, Nganjuk
11. Laman asal Suka Makmur, Seruyang Tengah
12. Dasar asal Macanan, Lohceret Nganjuk
13. Wahyuni Aprilia asal Sumberagung, Pangkalan Lada, Kotawaringin Barat, Kalimantan
14. Sukijan asal Desa Klojan, Ngetos, Nganjuk
15. Rahmah, 7 tahun, (anak Suporini dan Laman)
16. Didik Prayogo, 41 tahun, Sopir minibus, Dusun Linu Jeti, Desa Waru Jayeng, Kecamatan Tanjung Anom Nganjuk
17. Suporini, 35 tahun, Kalang Gudeg, Ngetos, Nganjuk
18. Parni 18 tahun, Desa/Kecamatan Lohceret, Nganjuk
19. Mujito, asal Kaliboto Kediri, sopir Sumber Kencono

(Tempointeraktif)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya