SOLOPOS.COM - Polisi berjaga di depan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo pascaperistiwa baku tembak dua ajudannya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022) malam. (Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Solopos.com, JAKARTA — Kondisi istri Kadiv Propam Polri yang menjadi saksi baku tembak dua polisi ajudannya disebut sangat syok. Ibu empat anak itu mengalami depresi dan gangguan tidur.

Kondisi istri Irjen Pol Ferdy Sambo itu disampaikan psikolog anak, remaja, dan keluarga, Novita Tandry. “Pada saat bertemu dengan ibu [istri Kadiv Propam], keadaannya sangat syok terguncang pastinya, trauma, sulit tentunya dia bisa berkonsentrasi dan sejak kejadian sampai sekarang itu tidak bisa tidur pastinya,” kata Novita saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Syok dialami oleh istri Kadiv Propam Polri ini terjadi akibat rentetan peristiwa yang dialaminya. Mulai dari pelecehan, penodongan senjata, hingga kejadian baku tembak antar-ajudan di rumahnya. Termasuk beban psikologi dari ramainya pemberitaan atas kejadian tersebut.

“Karena melihat langsung keadaan, yang pasti pertama karena pelecehan, kemudian kedua karena melihat dan menjadi saksi langsung bagaimana terjadinya penembakan,” ungkapnya.

Menurut dia, sejak kejadian hingga saat ini kondisi istri jenderal bintang dua itu masih tidak stabil, terguncang, dan stres dengan tingkat sedang sampai berat.

Baca juga : Profil Bharada E, Polisi Penembak Brigadir J Sopir Kadiv Propam

Kondisi Terkini

Polda Metro Jaya menunjuk Novita Tandry sebagai psikolog untuk mendampingi istri Kadiv Propam Polri yang kini berstatus sebagai saksi korban. Dia disebut mengalami pelecehan, penodongan, serta melihat peristiwa baku tembak.

Pemulihan kondisi psikologi istri Irjen Pol. Ferdy Sambo, menurut dia, perlu diperhatikan karena yang bersangkutan memiliki empat orang anak yang butuh perhatian.

“Concern saya adalah bagaimana peran ibu ini sebagai istri dan juga seorang ibu, ada anak empat anak umur 21, 17, 15, dan 1,5 tahun. Ini membuat saya justru pendampingan tidak hanya pada ibu, tetapi juga pada anak-anaknya. Apalagi, anak-anak masih sekolah, kuliah, dan masih balita,” terangnya sebagaimana dikabarkan Antara, Rabu (13/7/2022).

Novita juga menyebutkan ada tahapan dalam penyembuhan trauma healing seorang korban. Hal itu membutuhkan waktu tiga sampai enam bulan, tergantung pada kemampuan beradaptasi dari korban.

Baca juga : Tembak Mati Brigadir J, Polisi Bharada E Hilang Ditelan Bumi

Menurut dia, biasanya dalam langkah-langkah ini tergantung pada mereka bisa bolak-balik, bisa denial menganggap kejadian itu mimpi, tidak nyata, pasti marah, bisa marah pada lingkungan, bisa marah kepada diri sendiri.

Novita ditunjuk untuk memberikan pendampingan kepada istri Ferdy Sambo dan keluarga sejak kemarin. Dia bakal memastikan kondisi istri jenderal itu dapat memberikan keterangan kepada penyidik terkait dengan peristiwa tersebut.

Baca juga : 3 Koper Keluar dari Lokasi Polisi Tembak Polisi di Jakarta, Apa Isinya?

Dalam rangka menghormati hak korban, psikolog ini berpesan kepada masyarakat lebih bijak dalam menyebarkan informasi agar tidak menambah beban psikologi korban yang mengalami peristiwa.

Selain itu, peristiwa yang dialami istri Ferdy Sambo, selaku istri pejabat Polri, dapat jadi pembelajaran bagi yang lainnya. Dalam hal ini tentunya perlu peran psikolog dalam mendampingi korban agar kuat menghadapi trauma.

“Jadi, mungkin harus lebih bijak karena saya juga perempuan, kami seperti ini jadi harus menanggung secara psikologi, menanggung ini ‘kan dibicarakan semua orang, mungkin harus lebih bijak dalam pemberitaannya,” kata Novita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya