SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pria lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya untuk terjun dalam dunia pasar modal. Ya, namanya juga Sarjana Ilmu Tanah.

Tapi, pria usia 32 tahun yang saat ini menjadi Branch Manager Danareksa Sekuritas Solo, justru mengaku setelah lulus kuliah lebih tertarik terjun ke dunia perekonomian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Memang setelah lulus saya sempat modar-mandir ke sana kemari. Sebelum saya terjun di dunia pasar modal, saya sudah mengenal terlebih dahulu perdagangan di forex,” kata pria bernama lengkap Syaefuddin Zuhri, saat ditemui wartawan, beberapa waktu lalu.

Lima tahun terakhir ia bergabung dengan Danareksa Sekuritas. Sebelum akhirnya terdampar di Kota Solo, Syaefuddin ini ditugaskan di Danareksa Sekuritas Cabang Kelapa Gading.

Kota Solo rupanya menjadi kota yang cukup baru bagi dia. Maklum, baru tiga bulan terakhir ia tinggal di Solo. “Sebelumnya belum pernah mengenal Solo,” kata pria asli Cilacap ini.

Tetapi, dengan ia dikirim ke Kota Solo mau tidak mau ia pun harus mendalami potensi Kota Solo.

Apalagi kalau bukan untuk menjaring investor baru termasuk mengedukasi pasar terkait pasar modal. Ia mengaku cukup tertarik dan senang bisa bertugas di Solo, setelah ia melihat potensi perputaran uang di Solo cukup besar, nyaris sama dengan Jogja.

“Ini artinya potensi pasar yang bisa saya garap juga besar. Apalagi, di Solo khususnya Soloraya juga berkembang kawasan industri,” kata dia.

Di satu sisi, Syaefuddin sudah merancang sebuah terobosan agar dunia pasar modal ini bisa lebih dikenal masyarakat.

“Saya sudah memulai dengan agenda goes to campus. Semua universitas yang ada di Solo akan kami gandeng agar mahasiswanya minimal melek pasar modal. Kalaupun tidak jadi investor itu tidak masalah, tapi setidaknya tahu apa itu pasar modal.”

Menurutnya, bagi orang awam, seperti ia dulu, bermain saham itu dianggap njlimet, mahal dan hanya orang kaya saja yang bisa terjun ke dunia itu.

“Ternyata tidak. Bahkan, saya punya prinsip, berinvestasi dulu baru kaya, artinya kita investasi agar bisa kaya, buka kaya dulu baru investasi. Pemahaman semacam ini akan saya tanamkan kepada generasi muda khususnya kalangan mahasiswa.”

Ia pun bercerita, pernah punya mengalami pengalaman yang cukup mengerikan saat bermain forex. Tepatnya, saat krisis global 2008.

“Dalam hitungan waktu singkat saya pernah rugi Rp 24 juta, hanya karena salah strategi. Secara mental saya sempat mengalami shock, tetapi akhirnya saya bisa recovery.”

(Hijriyah Al Wakhidah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya