SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi

SOLO—Berbagai elemen masyarakat di Kota Solo mengecam aksi sweeping yang dilakukan kelompok tertentu yang menyebabkan tiga orang terluka. Aksi itu dilakukan di sisi timur Sungai Jenes, Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, Minggu (11/11/2012) dini hari.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Selain kecaman tersebut, warga meminta aparat kepolisian menindak tegas para pelaku kejahatan yang kerap meresahkan masyarakat. ”Saya mengecam keras tindakan tersebut. Aksi sweeping semestinya tidak dilakukan oleh kelompok tertentu, itu wilayah aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian,” ujar tokoh masyarakat Pasar Kliwon, Solo, HM Sungkar, saat dihubungi Solopos.com, Senin (12/11).

Sungkar menegaskan apabila ada kelompok masyarakat yang tidak suka dengan aktivitas pemabuk atau orang yang mengganggu ketertiban umum bisa melaporkan pada petugas perlindungan masyarakat (linmas) atau kepada aparat kepolisian.

”Biar tidak melanggar hukum, jika ingin sweeping ajaklah aparat kepolisian. Kalau perlu, sweeping bareng-bareng malah lebih baik. Jangan main hakim sendiri, karena itu bisa menyebabkan kemarahan warga lainnya,” jelas Sungkar.

Selain mengecam aksi tersebut, Sungkar mengkritik aparat kepolisian yang terkesan membiarkan aksi sweeping tersebut. Artinya, sejumlah intelijen kepolisian seolah tidak berfungsi.

”Kapolresta Solo pernah berjanji akan menembak pelaku sweeping, mestinya harus segera ditindaklanjuti, bukan malah kejadian serupa terulang lagi,” terangnya.

Warga Kadipiro, Banjarsari, Solo, Anom, 29, mengatakan aksi sweeping di Sangkrah terjadi karena para korban menggelar pesta minuman keras (miras). Namun, tindakan pembubaran pesta miras dengan kekerasan juga tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu, kata dia, seharusnya polisi bisa mendeteksi kemungkinan-kemungkinan tersebut.

”Menurut pernyataan polisi, pihaknya telah melaksanakan berbagai upaya pencegahan dengan patroli gabungan polisi bersama TNI dan sebagainya. Bahkan, Kapolresta [Kombes Pol Asjima’in] telah menginstruksikan tembak di tempat terhadap pelaku sweeping yang membahayakan jiwa orang. Tapi, nyatanya aksi sweeping masih terus terjadi. Hal itu berarti polisi tidak dapat memberikan rasa aman. Saya sendiri selalu waswas jika keluar malam hari,” urai Anom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya