Solopos.com, JAKARTA – Kapusdatin BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Indonesia belum memiliki sistem peringatan dini tsunami yang disebabkan longsor bawah laut dan erupsi gunung api.
Dia mengatakan yang ada saat ini sistem peringatan dini yang dibangkitkan gempa. Sistem sudah berjalan baik. Kurang dari 5 menit setelah gempa BMKG dapat memberitahukan ke publik.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
1) Indonesia belum memiliki sistem peringatan dini tsunami yang disebabkan longsor bawah laut dan erupsi gunungapi. Yang ada saat ini sistem peringatan dini yang dibangkitkan gempa. Sistem sudah berjalan baik. Kurang dari 5 menit setelah gempa BMKG dapat memberitahukan ke publik.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 24, 2018
Karena itu, dia mengimbau Indonesia harus membangun sistem peringatan dini yang dibangkitkan longsor bawah laut dan erupsi gunung api. Adanya gempa menyebabkan longsor bawah laut lalu memicu tsunami diantaranya tsunami Maumere 1992 dan tsunami Palu 2018.
Sutopo menjelaskan 127 gunungapi atau 13% populasi gunung api di dunia ada di Indonesia. Beberapa diantaranya gunungapi ada di laut dan pulau kecil yang dapat menyebabkan tsunami saat erupsi. Tentu ini menjadi tantangan bagi PVMBG, BMKG, K/L dan perguruan tinggi membangun peringatan dini.
Menurutnya bencana lain seperti banjir, longsor, erupsi gunun gapi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, puting beliung juga masih perlu sistem peringatan dini. Belum semua daerah rawan bencana ada sistem peringatan dini. Yang bisa memberikan informasi kepada masyarakat sebelum bencana.
4) Bencana lain seperti banjir, longsor, erupsi gunungapi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, puting beliung juga masih perlu sistem peringatan dini. Belum semua daerah rawan bencana ada sistem peringatan dini. Yang bisa memberikan informasi kepada masyarakat sebelum bencana.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 24, 2018
Sutopo menggambarkan tidak ada peringatan dini tsunami di Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam, disebabkan tidak adanya peralatan sistem peringatan dini menyebabkan potensi tsunami tidak terdeteksi sebelumnya. Tidak terpantau tanda-tanda akan datangnya tsunami sehingga masyarakat tidak memiliki waktu evakuasi.
Dia memaparkan jaringan buoy tsunami di perairan Indonesia sudah tidak beroperasi sejak 2012. Vandalisme, terbatasnya anggaran, kerusakan teknis menyebabkan tidak ada buoy tsunami saat ini. Perlu dibangun kembali untuk memperkuat Indonesia Tsunami Early Warning System.
6) Jaringan buoy tsunami di perairan Indonesia sudah tidak beroperasi sejak 2012. Vandalisme, terbatasnya anggaran, kerusakan teknis menyebabkan tidak ada buoy tsunami saat ini. Perlu dibangun kembali untuk memperkuat Indonesia Tsunami Early Warning System. pic.twitter.com/CqP7STcJCT
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 24, 2018