SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY, Sudarto menanam bibit terong usai pencanangan gerakan Kulonprogo TOP di Kebun Bibit Desa (KBD) Kelompok Wanita Tani (KWT) Sendang Rezeki, Dusun Sendang, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, Senin (20/11/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo mencanangkan Gerakan Kulonprogo TOP di Kebun Bibit Desa (KBD) Kelompok Wanita Tani (KWT) Sendang Rezeki, Dusun Sendang, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

 

 
Harianjogja.com, KULONPROGO– Gerakan Kulonprogo TOP dicanangkan di Kebun Bibit Desa (KBD) Kelompok Wanita Tani (KWT) Sendang Rezeki, Dusun Sendang, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, Senin (20/11/2017). Gerakan itu diharapkan meningkatkan ketahanan pangan daerah.

Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo mengatakan, Kulonprogo TOP berasal dari singkatan dari tiga kata dalam bahasa Jawa, yaitu telaten, open, dan panen.

“Telaten bercocok tanam dan merawat atau open dalam memanfaatkan pekarangan. Dengan semangat telaten dan open, diharapkan masyarakat dapat panen atau memperoleh hasil,” ujar Sutedjo.

Sutedjo mengaku prihatin dengan masih rendahnya ketahanan pangan. Pemerintah masih perlu banyak mengimpor berbagai bahan pangan dari luar negeri meskipun menyandang predikat negara agraris.

Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan melalui Kulonprogo TOP diharapkan mendukung kemandirian pangan daerah sehingga menjadi kontribusi positif bagi upaya mencapai kedaulatan pangan.

Masyarakat diimbau menggunakan pekarangannya untuk membudidayakan berbagai tanaman pangan. Menurut Sutedjo, masyarakat bakal bisa lebih berhemat dengan tidak harus selalu belanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena sudah tersedia di halaman rumah sendiri.

“Kita maksimalkan pekarangan sehingga tidak ada sejengkal pun menganggur. Jika sayur saja beli, bagaimana bisa membangun kemandirian pangan?” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Bambang Tri Budi Harsono mengungkapkan, belum semua masyarakat secara sadar mengelola pekarangan masing-masing secara optimal. Padahal lahan tersebut berpotensi menjadi lokasi penghasil bahan pangan, setidaknya mencukupi kebutuhan gizi keluarga. Hasilnya juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan keluarga apabila dikelola secara tepat.

“Kami sebenarnya telah menganjurkan untuk memanfaatkan setiap jengkal tanah, termasuk lahan tidur, galengan, maupun tanah kosong yang tidak produktif untuk penyediaan pangan masyarakat,” ucap Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya