SOLOPOS.COM - Salah satu peternak asal Desa Samiran, Sujud, memerah sapinya, Rabu (30/10/2019). (Solopos/Tamara Geraldine)

Solopos.com, BOYOLALI -- Produksi susu sapi segar Boyolali mentok di kisaran angka 49 juta liter setahun dalam dalam tiga tahun terakhir 2016-2018. Produksi susu pada 2018 bahkan turun dibandingkan 2016.

Kepala Seksi (Kasi) Perbibitan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Sugiyarto, mengatakan data tersebut merupakan produk susu segar dan belum termasuk susu yang masuk ke kelompok- kelompok pengolahan susu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kelompok ini membuat berbagai varian olahan susu seperti, yogurt, es krim susu, dan susu pasteurisasi yang dijual di sekolah-sekolah. “Sebetulnya produksi susu tidak menurun, walaupun jika dilihat angka grafiknya memang menurun,” kata Sugiyarto.

Baru Saja Terpilih Kembali, Kades Gedaren Klaten Malah Jadi Tersangka Korupsi

Stagnasi produksi susu ini juga terlihat di Kelompok Usaha Peternakan Terpadu (KUPT) Sido Maju Desa Samiran, Kecamatan Selo. Sejak 2016, kelompok ini harus bersusah payah mencapai target produksi susu sebanyak 25 liter/ekor/hari.

Ketua KUPT Sido Maju Desa Samiran, Boyolali, Sujud, menyampaikan peternak sapi perah di Desa Samiran terus berupaya menaikkan volume produksi susu sapi. Selama beberapa tahun, peternak sapi perah di Desa Samiran telah meningkatkan kapasitas produksi susu dari rata-rata 200 liter-300 liter/hari menjadi 800 liter/hari.

Angka itu dengan kapasitas produksi rata-rata hanya 18 liter/ekor/hari. Dengan pengembangan cluster pembibitan sapi yang sedang berjalan, peternak berharap kapasitas produksi meningkat menjadi 25 liter/ekor/hari.

Diduga Palsukan Surat, Lurah Kabupaten Klaten Dilaporkan ke Polisi

“Jika kenaikan produksi susu sapi ini tercapai, Boyolali akan menjadi wilayah penopang swasembada susu nasional,” kata Sujud, saat berbincang dengan Solopos.com di kediamannya, Dukuh Tretes RT 003/RW 009, Desa Samiran, Selo, Rabu (30/10/2019).

Mentoknya produksi susu Boyolali berpengaruh pada usaha pengolahan susu sapi. Usaha ini punya potensi berkembang namun terkendala pasokan karena produksi susu yang tak mencukupi kebutuhan.

Salah satu usaha pengolahan susu itu adalah Keju Indrakila di Kecamatan Boyolali Kota. Dengan merek dagang Indrakila, Keju Indrakila telah menjual produknya ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogja, bahkan Bali, Lombok, Ternate, dan lainnya.

Naik Lamborghini Aventador, Henry Indraguna Sambangi Markobar Milik Gibran

Manajer Keju Indrakila, Romy Anjas, mengatakan bahan utama keju berupa susu sapi ini semuanya berasal dari peternak Boyolali yang diperoleh dari pengepul. Setiap hari, Indrakila memproduksi sekitar 100 kg keju.

“Produksi 100 kg keju kami buat dari susu sapi sebanyak 1.000 liter,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com di Toko Keju Indrakila, Rabu.

Menurutnya, kebutuhan susu untuk usahanya masih sangat besar karena kapasitas produksi dari alat-alat yang dimiliki dapat menampung 3.000 liter susu.

“Tapi kami tidak bisa menambah order susu dari pengepul. Jatah untuk kami segitu [1.000 liter/hari] karena pengepul juga harus menyetor untuk pabrik [industri pengolahan susu atau IPS] dan pedagang susu lainnya,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya