SOLOPOS.COM - Susi Pudjiastuti dan Edhy Prabowo saat serah terima jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (23/10/2019).(Antara-Aditya Pradana Putra)

Solopos.com, SOLO -- Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan tak setuju dengan kebijakan ekspor benih lobster oleh penerusnya. Apalagi, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyamakan lobster dengan nikel.

Menurut Susi Pudjiastuti, nikel merupakan benda mati yang bisa habis dalam hitungan waktu. Sementara lobster merupakan benda hidup yang bisa terus berkembang biak jika terus dijaga dengan baik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mahasiswi UIN Makassar yang Dibunuh Pacar Sosok Periang

"Nikel itu benda mati tidak bisa beranak pianak diambil akan habis. Lobster itu mahluk hidup bernyawa, berkembang biak/ beranak pianak. Kita jaga habitat& keberlanjutan bibit2nya di alam pasti Lobster itu akan tetap ada, banyak sepanjang masa untk kita ambil, makan & jua," ujar Susi Pudjiastuti di akun Twitter miliknya, @susipudjiastuti, Selasa (17/12/2019).

Kemudian, bos Susi Air tersebut mengatakan lobster adalah sumber daya alam (SDA) terbarukan atau renewable. Syaratnya, cara penangkapan dan pemeliharaannya harus diperhatikan dengan baik.

Pasar Otomotif Lesu, Penjualan Mobil Daihatsu Naik Gara-Gara Sigra

"Lobster itu SDA yg Reneawble. Salah satu dr sedikit SDA laut yg bisa diakses/ ditangkap dg mudah oleh pancing, bubu dr para nelayan kecil di pesisir. Pengambilan tidak perlu dg kapal besar/alat modern lainnya. Negara wajib menjaga sumber livelyhood nelayan kecil ini dg Benar&Baik," tambahnya.

Akibat cuitan Susi Pudjiastuti, tagar #TenggelamkanEdhyPrabowo menjadi salah satu topik utama yang dibahas oleh netizen di Twitter. Salah satu netizen menduga hal ini sudah dalam kondisi gawat.

Iis Dahlia Sebut Suaminya Apes Terbangkan Harley Davidson Ari Askhara

"Jika bu susi sudah tidak diam berarti situasi sudah amat gawat. #tenggelamkanEdhyprabowo," kata pengguna akun Twitter @whykptr_.

Bahkan netizen pengguna akun bertanya-tanya soal kebijakan Edhy Prabowo yang begitu ingin mengekspor benih lobster. "Benarkah ada udang dibalik batu..? Sedikit demi sedikit pastilah akan terbongkar, ada apa dibalik semua ini, mengapa begitu ngotot pengen ekspor bebilobster...#TenggelamkanEdhyPrabowo."

Susi Pudjiastuti juga menyinggung soal kata "tenggelamkan" di salah satu cuitannya. Dia mengatakan kata-kata tenggelamkan adalah momok besar bagi negara Indonesia.

Terkuak! Suami Vanessa Angel Berinisial F, Bukan Bibi

"Kata'Tenggelamkan' jadi momok besar bagi kita. Padahal kata itu adlh kata yg tadinya menakutkan para pencuri ikan kita. Ikan ajan mati kalau tidak ditangkap. Lobster pun aka mati kalau tidak ditangkap/ dibudidaya. Ikan tidak berKTP & berpaspor. Ikan berenang lewati perbatasan," cuitnya.

Sebelumnya, Edhy Prabowo beralasan untuk tetap membuka keran ekspor benih lobster karena infrastruktur untuk membesarkan lobster belum ada di Indonesia. Bahkan, dia menyamakan lobster dengan nikel. Kebijakan itu bertentangan dengan larangan ekspor benih lobster di era Susi Pudjiastuti.
"Kalau nanya saya, saya maunya dibudidayakan di Indonesia. Tapi infrastrukturnya sesiap apa. Kalau diekspor itu dengan catatan kami tidak bisa besarkan sendiri. Kan banyak komoditas lain yang dilakukan seperti itu, kayak nikel. Kan dilakukan seperti itu, awalnya boleh diekspor tapi pengusaha refinery [kilang minyak]. Ini [kebijakan ekspor benih lobster] juga sama seperti itu. Tapi masih dalam taraf kajian," beber Edhy Prabowo yang dikutip dari Detik.com, Senin (16/12/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya