SOLOPOS.COM - Presiden Indonesia Joko Widodo saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN , di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Rabu (10/5/2023). KTT Ke-42 ASEAN mengangkat tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. (Biro Pers Setpres/Laily Rachev)

Solopos.com, JAKARTA — Kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden RI Joko Widodo masih sangat tinggi, yakni mencapai 80,3 persen. Meski demikian, publik yang merasa tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi tercatat ada 17,9 persen.

Hal itu menjadi hasil survei lembaga Y-Publica terkait tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sebanyak 80,3 persen publik merasa puas terhadap pemerintahan Jokowi, mencerminkan arus besar keinginan masyarakat luas akan keberlanjutan program-program Jokowi,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (1/6/2023).

Selain itu, kata dia, sebanyak 9,0 persen merasa sangat pusat. Sedangkan publik yang merasa tidak puas terhadap kinerja Jokowi tercatat 17,9 persen, di antaranya 1,2 persen sangat tidak puas. Sisanya menyatakan tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 1,8 persen.

Rudi mengatakan tingginya tingkat kepuasan menunjukkan harapan besar publik untuk dilanjutkannya program-program pemerintahan Jokowi.

Hal ini menjadi tantangan bagi para bakal calon presiden (capres) yang ingin berlaga, terutama capres yang menyerukan perubahan.

Menurut dia, setidaknya sejumlah nama bakal capres yang mengklaim bakal melanjutkan program Jokowi pada pemerintahan berikutnya. Di antaranya adalah orang-orang di lingkaran kabinet, seperti Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Sandiaga Uno, dan Erick Thohir.

Selain itu, ada pula figur dengan latar belakang kepala daerah seperti Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan Khofifah Indar Parawansa.

“Setidaknya nama-nama tersebut mendukung program-program pemerintahan pusat yang dipimpin Jokowi,” ujar Rudi.

Di sisi lain, terdapat figur bakal capres yang kerap melontarkan kritik dan bahkan dilabeli sebagai antitesis Jokowi, seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Lalu ada pula Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, yang notabene memang berasal dari kalangan oposisi.

Rudi mengatakan Jokowi melontarkan beberapa isyarat terhadap capres yang didukungnya, seperti pemimpin yang berani demi rakyat.

“Dalam praktiknya, Jokowi berani mengambil kebijakan hilirisasi tambang meskipun mendapat gugatan dari negara-negara Eropa,” ujar Rudi.

Kriteria lainnya adalah pemimpin yang memahami potensi dan peluang yang ada, serta merumuskan strategi untuk memajukan negara.

Sementara itu, kriteria yang paling sulit adalah harapan Jokowi untuk mendapatkan pemimpin yang memiliki komitmen kuat untuk memberantas korupsi dan merawat demokrasi.

“Barangkali di sinilah titik lemah yang disadari Jokowi selama menjabat dua periode sejak 2014,” kata Rudi.

Survei Y-Publica dilakukan pada 21-27 Mei 2023 kepada 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Data diambil melalui wawancara tatap muka terhadap responden yang dipilih secara multistage random samplingMargin of error kurang lebih 2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya