SOLOPOS.COM - Civitas akademika bersama alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta berorasi untuk menolak terhadap Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) saat aksi damai di depan Rektorat ISI, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta, Jumat (17/06/2016). Dalam aksinya mereka mengajak seluruh pemangku kepentingan di ISI Yogyakarta dan pemerintah desa setempat untuk melawan segala bentuk gerakan (individu atau kelompok) yang anti Pancasila serta mendorong penegak hukum untuk mengusut lebih lanjut segala aktivitas HTI yang menentang Pancasila. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Hasil survei SMRC menyebutkan gagasan khilafah dan gerakan ISIS ditolak rakyat Indonesia.

Solopos.com, JAKARTA — Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru tentang opini masyarakat Indonesia terhadap eksistensi NKRI. Terkait hal ini, hasil survei menyebutkan gagasan pendirian khilafah ditolak oleh rakyat Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam pemaparan hasil survei di situs www.saifulmujani.com, Minggu (4/6/2017), SMRC menyoroti dua gerakan yang menjadi sorotan serius di Indonesia. Keduanya adalah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Survei yang dilakukan pada Mei 2017 secara nasional itu menemukan bahwa dari 66,4% yang tahu ISIS, 89,6% di antaranya menyatakan tidak atau sangat tidak setuju dengan perjuangan mereka. Bahkan 91,3% di antaranya mendukung negara melakukan pelarangan.

SMRC juga menyebutkan 9 dari 10 (89,3%) rakyat Indonesia dalam survei menganggap ISIS adalah ancaman pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. 92,9% menyatakan ISIS tidak boleh hidup di Indonesia.

Temuan hampir sama juga muncul dalam pertanyaan tentang HTI. Dalam survei, memang hanya 28,2% warga yang mengetahui eksistensi HTI. Namun dari mereka yang tahu HTI, 56,7% di antaranya mengetahui organisasi ini memperjuangkan pendirian khilafah. Dari angka 56,7% ini, 68,8% di antaranya tidak menyetujui perjuangan HTI.

Dari responden yang mengetahui HTI ada, 75,4% di antaranya mengetahui niat pemerintah membubarkannya. Dari 75,4% itu, 78,4% di antaranya menyetujui rencana pembubaran HTI.

Hal ini dinilai sejalan dengan temuan bahwa 99% responden mengaku bangga dengan NKRI. Survei juga menemukan sekitar 8 dari 10 warga Indonesia bersedia menjadi relawan penjaga NKRI.

Survei ini juga menemukan 14,5% responden menganggap Indonesia sedang melemah dan berada dalam ancaman besar. Dari angka itu, 89,3% di antaranya menganggap hal itu adalah masalah yang sangat serius. Bahkan 75% (10% dari total populasi nasional) di antaranya menganggap Indonesia, karena itu, akan terjerumus dalam perang saudara.

“Dukungan pada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 nampak masih sangat solid dalam temuan ini, yakni 79,3%. Namun begitu, ada 9,2% rakyat yang menganggap bahwa bentuk NKRI perlu diganti menjadi negara Islam atau khilafah yang bersandar pada al-Qur’an, hadits dan pendapat ulama tertentu,” tulis SMRC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya