SOLOPOS.COM - Pengamat politik UNS Solo, Agus Riewanto. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Hasil survei Prodi Magister Administrasi Publik (MAP) Pascasarjana Unisri Solo yang memunculkan lima nama calon pengganti Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan top of mind warga Solo, mendapat tanggapan dari kalangan akademisi.

Seperti disampaikan Dosen Hukum Tata Negara FH UNS yang juga pengamat politik Solo, Agus Riewanto. Dia menilai survei tersebut ngaya wara karena proses atau tahapan menuju Pilkada Solo 2024 masih lama. Apalagi masih ada agenda Pemilu 2024.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Masih ngaya wara karena masih lama. Apalagi Gibran belum ada kepastian ke mana. Pastikan dulu Gibran, baru survei punya makna. Jika Gibran belum jelas ke mana, survei kesannya ingin menaikkan Gibran setinggi tingginya,” ungkap dia, Selasa (28/2/2023).

Kesan sebaliknya, menurut Agus, juga bisa saja muncul dari survei yang dilakukan ketika belum ada kejelasan Gibran akan ke mana. Kesan itu yakni ingin menjatuhkan Gibran serendah-rendahnya. Sehingga dia pun merasa kasihan dengan Wali Kota Solo itu.

“Jadi survei itu sebaiknya nanti kalau Gibran sudah ada kepastian akan ke mana. Kalau hari ini ya enggak punya arti. Malah justru kasihan Gibran itu, jadi terbebani,” kata dia. Ihwal munculnya lima nama hasil survei top of mind, menurut dia masih dinamis.

Dengan panjangnya waktu hingga pelaksanaan Pilkada 2024, Agus meyakini banyak hal yang bisa berubah. Terlebih untuk menuju Pilkada 2024 harus melewati agenda akbar Pemilu 2024 yang akan mempengaruhi peta politik nasional lima tahun ke depan.

“Ya kalau nama-nama itu sangat dinamis ya. Sebab waktu masih panjang ya. Bisa saja mengalami perubahan dalam perjalanannya nanti. Tapi kalau yang muncul adalah Pak Teguh, Kaesang, dan lainnya, ya itu survei yang memang masuk akal,” aku dia.

Walau, menurut Agus, bisa saja nama-nama calon pengganti Gibran sengaja dimunculkan untuk melihat reaksi publik atau masyarakat. Sehingga dia menilai patut ditanyakan kepentingan pembuatan survei, didanai oleh siapa, dan urgensinya apa.

“Wacana sudah dimunculkan sebelum Gibran tiba-tiba cari orang lain. Makanya wacana itu dikembangkan lebih dulu. Lah ini semacam cek ombak. Patut ditanyakan juga untuk kepentingan apa survei itu, didanai siapa, dan urgensinya apa,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya