SOLOPOS.COM - Kehamilan di tengah pandemi virus corona Covid-19. (Istimewa/Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo mewaspadai ledakan penduduk akibat bertambahnya jumlah ibu hamil pasca pandemi Covid-19. Hal ini lantaran sejak diberlakukan kebijakan work from home (WFH), tren angka kehamilan selama pandemi Covid-19 terus mengalami peningkatan.

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Sukoharjo bahkan memprediksikan angka ibu melahirkan pada sembilan bulan ke depan meningkat hingga 10 persen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Prediksi Akhir Pandemi Covid-19 Indonesia Mundur, dari Juni ke Oktober

“Selama pandemi Covid-19 warga diimbau untuk diam di rumah saja. Kerja juga dari rumah. Ini berpengaruh kepada angka kehamilan yang meningkat dari pasangan suami istri,” kata Ketua IBI Sukohrarjo, Tri Tuti Rahayu, Kamis (7/5/2020).

Tuti mengatakan ada tren peningkatan ibu hamil selama Covid-19. Namun peningkatan ibu hamil belum terlalu signifikan. Dia memperkirakan peningkatan angka ibu hamil mulai terjadi pada Juni mendatang.

Bahkan diperkirakan pasca pandemi Covid-19, angka ibu melahirkan mengalami peningkatan hingga 10 persen. Selain WFH, peningkatan ibu hamil di Sukoharjo karena kebijakan pembatasan bagi layanan keluarga berencana (KB) selama Covid-19. Dengan kondisi ini, menambah angka kegagalan KB bagi pasangan usia subur (PUS).

Jokowi Prediksi Covid-19 Selesai Juni, Ganjar: Mungkin Malah Puncak!

Berbagai upaya terus dilakukan bidan desa agar ledakan jumlah penduduk tak mengalami signifikan. Salah satunya mengedukasi PUS untuk tetap bisa mengontrol rencana kehamilannya.

Namun, diakuinya tak sedikit pula PUS yang ketakutan mendatangi layanan kesehatan karena Covid-19. Hal ini pula menjadi salah satu faktor kegagalan program KB.

“Layanan KB memang dibatasi, karena Covid-19. Protokol kesehatan Covid-19 juga dilakukan bidan desa. Misal gunakan alat pelindung diri (APD) saat jadwal temu dengan ibu hamil,” katanya.

Prediksi Wabah Covid-19 di Indonesia Berakhir Mundur Satu Bulan

Jumlah Ibu Hamil di Sukoharjo

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo Yunia Wahdiyati tak memungkiri potensi ada ledakan penduduk di Kabupaten Sukoharjo pasca pandemi Covid-19. Hal ini lantaran banyaknya PUS yang kebobolan karena gagalnya program kontrasepsi selama pandemi Covid-19.

“Kami sudah membahas untuk mengantisipasi ledakan penduduk di seluruh puskesmas hingga mengaktifkan bidan desa,” kata dia.

Selain mempersiapkan protokol kesehatan bagi ibu hamil di tengah pandemi Covid-19, masalah lain menjadi perhatian adalah layanan KB di Sukoharjo. Pihaknya menerapkan tata laksana layanan kesehatan bagi ibu hamil, melahirkan dan program KB.

Tata laksana diterapkan agar masyarakat tidak takut untuk mendapatkan layanan kesehatan di puskesmas atau bidan desa. Sebab kegagalan program KB justru berisiko tinggi terhadap kondisi ibu dengan memiliki riwayat penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes.

Tak Semua PNS Dapat THR, Pemkab Sukoharjo Siapkan Rp21 Miliar

“Jadi kami minta petugas di puskesmas dan bidan desa mengedukasi PUS untuk diingatkan kembali program KB. Sehingga walaupun dirumah paling tidak tetap menjalankan program kontrasepsi,” katanya.

Jumlah Ibu Hamil di Sukoharjo Januari-Maret

  • Jumlah ibu hamil 3457 orang
  • Jumlah ibu hamil Resiko Tinggi 931 atau 33,68 persen
  • Jumlah ibu melahirkan 3032 orang

Sumber: DKK Sukoharjo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya