SOLOPOS.COM - Poster dan logo Hari Anak Nasional 2020 (Ditsmp.Kemendikbud.go.id)

Solopos.com, KARANGANYAR--Pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) , Kamis (23/7/2020), Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menghadiahkan satu unit laptop kepada pelajar kelas XI SMKN 1 Karanganyar, Annisa.

Juliyatmono memberikan hadiah itu sebagai bentuk apresiasi terhadap keberanian Annisa mengutarakan kondisinya secara jujur. Saat berbincang dengan Bupati melalui aplikasi Zoom Cloud Meetings, Annisa mengaku kesulitan belajar selama pandemi Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembelajaran secara daring mewajibkan siswa memiliki sarana prasarana memadai, seperti smartphone maupun laptop. Nah, Annisa menuturkan tidak memiliki laptop.

Awas! Kasus TBC di Jateng Capai 23.919 Orang, Serang Segala Usia

Ekspedisi Mudik 2024

"Aplikasi yang dipakai tidak bisa diakses lewat handphone jadi harus menggunakan laptop. Di sekolah ada laboratorium komputer, kami dipersilakan mengakses karena rata-rata [siswa] tidak punya laptop. Jadi kalau kami tidak ke sekolah [laboratorium komputer] ya ketinggalan. Padahal kalau pinjam laptop ke tetangga kan laptopnya dipakai mereka sendiri," tutur Annisa kepada Juliyatmono.

Yuli, sapaan akrab Juliyatmono, menanggapi keluhan itu. Dia bertanya apakah Annisa belum memiliki laptop.

Secara lugas, Annisa menjawab belum memiliki laptop. Bupati mengapresiasi kejujuran Annisa dengan hadiah.

Tren Pelanggaran Lalu Lintas di Jateng Turun, Surat Tilang Naik

"Annisa, di Hari Anak Nasional ini sampeyan mendapat laptop. Laptopnya hanya satu, nasibnya Mbak Annisa dari [Dusun Beran], Desa Kalijirak, Kecamatan Tasikmadu," ujar Bupati.

Juliyatmono mengaku keputusannya menghadiahkan laptop kepada pelajar SMK itu diambil secara spontan.

"Spontan, memang dia butuh. Itu kan kejujuran karena kondisi objektif dia jujur, enggak punya. Kalau enggak lewat Zoom Cloud [pertemuan daring], ndak mungkin berani jujur. Saya apresiasi kejujuran. Nanti akan kami kirim. Surprises dari Hari Anak Nasional," tutur dia.

Kisah Jumeri, Mantan Kepala SMKN 1 Bawen yang Kini Jadi Dirjen di Kemendikbud

 

Guru Harus Kreatif

Pemkab Karanganyar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menyelenggarakan pertemuan secara daring dengan puluhan anak di Karanganyar. Mereka perwakilan anak dari usia PAUD hingga SMA/SMK. Selain itu perwakilan Forum Anak Karanganyar, IGTKI, dan lain-lain.

Sekretaris DP3AP2KB Karanganyar, Yuli Astuti, menuturkan pertemuan tersebut diselenggarakan sebagai upaya Pemkab mendengar aspirasi anak di Hari Anak Nasional. Menurut Yuli, rata-rata anak mengeluhkan jenuh di rumah karena tidak ada aktivitas ke sekolah. Mereka mengaku kangen dengan teman, guru, dan situasi sekolah.

Juliyatmono juga menganggap pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui daring belum efektif. Menurut dia, peran guru tidak bisa digantikan teknologi. Menurutnya wajar apabila sejumlah anak menuturkan kangen guru dan teman di sekolah.

Update Covid-19 Karanganyar, 12 Pasien Sembuh, Tambah 3 Kasus Baru

Yuli menyampaikan Pemkab akan merumuskan formula tertentu agar interaksi siswa dan guru lebih intens meskipun hanya melalui daring.

"Bagaimanapun guru memang tidak bisa diganti oleh teknologi secanggih apapun. Karena mengajar itu bukan hanya profesi, tetapi panggilan nurani. Teknologi itu hanya alat bantu. Sistem daring, belajar di rumah belum efektif. Itu sekadar mengisi jangan sampai dikesankan libur dan untuk mengurangi anak-anak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kapasitas dia sebagai pelajar," ujar dia saat ditemui wartawan seusai pertemuan daring. Dia juga mengingatkan sekolah agar tidak membebani siswa dengan banyak tugas.

Hal senada disampaikan Ketua TP PKK Kabupaten Karanganyar, Siti Khomsiyah. Dia berharap guru menjadi lebih kreatif menciptakan metode pembelajaran secara daring. Hal itu sebagai upaya mengatasi kejenuhan siswa selama belajar di rumah.

Tangkal Virus Corona, Dosen Undip Ciptakan Alat Sterilisasi Udara

"Saya harap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ikut mengawasi. Utamanya agar anak tidak terus-terusan mendapat tugas yang membebani anak. Guru harus kreatif. Bagaimana anak itu tidak jenuh dan senang belajar meski tidak tatap muka," tutur dia saat berbincang dengan wartawan di sela-sela pertemuan secara daring itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya