SOLOPOS.COM - Suasana jalanan di Kota Madiun, Jatim, yang digunakan untuk berkonvoi ribuan warga Persaudaraan Setia Hati (SH) Tunas Muda Winongo dalam rangka perayaan Suran Agung, Minggu (25/10/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Suran Agung 2015 di Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), diklaim pengurus Persaudaraan Setia Hati (SH) Tunas Muda Winongo kondusif.

Madiunpos.com, MADIUN – Ribuan pesilat merayakan Suran Agung di Padepokan Persaudaraan Setia Hati (SH) Tunas Muda Winongo di Jl. Doho No. 123, Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Minggu (15/10/2015) pagi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Setelah mengikuti acara di Padepokan, sekitar 4.000 warga Persaudaraan Setia Hati (SH) Tunas Muda Winongo melanjutkan perayaan Suran Agung dengan berkonvoi membuat arak-arakan mengitari jalanan Kota Madiun dan Kabupaten Madiun. Mereka berkonvoi di jalanan untuk kemudian berpisah menuju tempat tinggal masing-masing.

Koordinator Lapangan (Korlap) perayaan Suran Agung di Kota Madiun dari Persaudaraan Setia Hati (SH) Tunas Muda Winongo, Arif Pambudi, mengklaim perayaan Suran Agung 2015 berlangsung aman dan kondusif tanpa terjadi kericuhan. Menurut dia, ada beberpa hal yang mempengaruhi pelaksanaan Suran Agung tahun ini berjalan aman.

“Alhamdulillah perayaan Suran Agung 2015 lebih kondisif daripada pelaksanaan tahun lalu. Suran Agung berjalan kondusif mengingat warga Persaudaraan Setia Hati (SH) Tunas Muda Winongo dari daerah lain dibatasi petugas,” kata Arif saat dijumpai Madiunpos.com di simpang empat Pasar Sleko, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Minggu.

Saling Kenal
Arif menjelaskan pelaksanaan Suran Agung 2015 di Kota Madiun hanya diikuti warga Persaudaraan Setia Hati (SH) Tunas Muda Winongo dari Kota Gadis dan Kabupaten Madiun. Menurut dia, warga SH Winongo yang mengikuti perayaan Suran Agung kali ini rata-rata sudah saling kenal sehingga peluang terjadi kericuhan sangat kecil.

“Kalau keseharian kan kami sudah saling tahu atau kenal, jadi enggak ada pergesekan. Kecuali, perayaan Suran Agung diikuti warga Persaudaraan Setia Hati (SH) Tunas Muda Winongo dari daerah lain, mungkin satu sama lain tidak kenal dan teriak-teriak. Kondisi tersebut memicu kericuhan karena antarpeserta [konvoi] tidak saling kenal,” jelas Arif.

Tak Ingin Ricuh
Menurut Arif, pengurus Persaudaraan Setia Hati (SH) Tunas Muda Winongo seyogianya tidak menginginkan perayaan Suran Agung diwarnai dengan kericuhan. Laki-laki yang telah menjadi warga SH Winongo sejak tahun 1991 tersebut menjelaskan konvoi perayaan Suran Agung diikuti banyak pesilat belum lama ini.

“Sudah menjadi adat tahun-tahun lalu kami merayakan Suran Agung untuk menyambut kehadiran bulan Muharam. Awal mula saya masuk [Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo tahun 1991], perayaan Suran Agung tidak seramai tahun-tahun belakangan ini. Sekarang Persaudaraan Setia Hati (SH) Tunas Muda Winongo kan sudah bersar dan organisasi berkembang,” cerita Arif.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya