SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan (JIBI/Dok)

Solopos.com, SLEMAN — Jogja Police Watch (JPW) mengutuk keras tindakan penganiayaan yang menyebabkan salah satu suporter PSS Sleman meninggal dunia. JPW menilai pertandingan yang digelar malam hari sangat riskan terhadap tindak kriminal dan tindakan kekerasan.

Suporter PSS Sleman yang meninggal bernama Aditya Eka Putranda, 19. Aditya meninggal saat pulang dari melihat pertandingan antara PSS Sleman dengan Persebaya Surabaya pada Sabtu (27/8/2022).

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Kadiv Humas JPW, Baharuddin Kamba, mengatakan pasca peristiwa penganiayaan itu perlu dilakukan evaluasi sampai tuntas. Termasuk penyelenggaraan pertandingan pada malam hari.

“Pertandingan yang digelar malam hari sangat riskan terjadinya tindak kriminal termasuk kekerasan berupa penganiayaan di jalanan,” kata dia, Senin (29/8/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Suporter PSS Sleman Meninggal Dianiaya, #SlemanBerduka Trending Topic Twitter

Baharuddin meminta supaya para pelaku bisa dihukum setimpal atas perbuatannya. Meninggalnya Aditya Eka Putranda menambah daftar panjang suporter sepakbola di Indonesia yang meninggal akibat penganiayaan.

“Semoga jangan ada lagi korban setelah Aditya Eka Putranda. Lebih baik tidak ada liga sepakbola bila harus mengorbankan nyawa manusian. Karena tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia,” jelas dia yang juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya suporter PSS Sleman itu.

Kronologi Penganiayaan

Sebelumnya, berdasarkan informasi awal yang beredar, peristiwa tragis tersebut terjadi di sekitar palang pintu kereta api Dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping. Saat itu, Ditya bersama dua orang rekannya ABS dan G melintasi kawasan tersebut.

Baca Juga: Suporter PSS Sleman Meninggal Dianiaya,Manajemen: Pelaku Harus Dihukum Setimpal

Laju kendaraan mereka terhalang pintu perlintasan karena kereta api lewat. Tak jauh dari mereka, segerombolan orang terlihat nongkrong di tempat cucian mobil. Tiba-tiba kelompok tersebut berteriak dan menyebut diri mereka suporter bola sambil berlari menuju rombongan korban.

Mereka langsung menganiaya korban dengan menggunakan senjata tajam dan tongkat besi kepada ketiga korban. Sesaat kemudian palang pintu kereta terbuka, korban ABS dan G bisa menyelamatkan diri dari serangan tersebut, sementara Ditya masih dikeroyok oleh para pelaku.

Melihat korban Ditya tidak berdaya, para pelaku meninggalkannya dalam keadaan tergeletak di tengah rel. Dia pun diselamatkan oleh warga dan kedua rekannya. Selanjutnya mereka dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Gamping untuk dilakukan pertolongan.

Baca Juga: Kronologi Suporter PSS Sleman Meninggal Dikeroyok Sekelompok Orang di Gamping

Namun saat tiba di rumah sakit, korban Ditya meninggal dunia. Adapun ABS kabarnya mengalami luka-luka akibat sayatan senjata tajam sementara G menderita luka akibat pukulan benda tumpul di bagian wajahnya.

Kapolres Sleman, AKBP Imam Rifai saat dikonfirmasi awak media membenarkan adanya peristiwa di Mejing Kidul tersebut. Ditya meninggal diduga akibat pengeroyokan yang dilakukan sekelompok orang menggunakan senjata tajam.

Saat ini, katanya, sudah ada beberapa orang yang diamankan terkait peristiwa tersebut.

“Sedang proses oleh reskrim, begitu selesai [penyidikan] kami rilis,” ungkap Imam.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Suporter PSS Sleman Tewas, JPW: Pertandingan Malam Riskan Kriminal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya