SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI — Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Jawa Tengah (Jateng) menjatuhkan denda Rp3 juta kepada Persebi Boyolali menyusul insiden saat laga melawan Persitema Temanggung di Stadion Pandan Arang, Boyolali, 25 Agustus 2019.

Dalam laga terakhir Grup 3 babak penyisihan Liga 3 2019 tersebut, suporter Persebi kedapatan masuk ke area lapangan serta melemparkan flare sehingga melanggar Pasal 48 ayat (1) Regulasi Liga 3 Jateng. Sejak musim lalu PSSI Jateng mengatur sanksi lebih ketat bagi suporter yang tidak mengindahkan sikap respek, sportif dan fair play.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bagi Persebi, ini kali pertama mereka dijatuhi denda akibat ulah suporternya. Laskar Pandan Arang menyatakan denda Rp3 juta sudah cukup memukul tim selevel Liga 3 seperti mereka. Hal ini karena pemasukan kotor Persebi dari penjualan tiket maksimal hanya sekitar belasan juta per pertandingan.

Persebi amat mengandalkan pemasukan tiket karena belum memiliki sponsor signifikan di musim ini. Informasi yang dihimpun Solopos.com, sejumlah laga Persebi yang digelar di akhir pekan rata-rata menyedot penonton sekitar 1.000 orang. Dengan harga tiket Rp15.000 per orang, pemasukan kotor tim sekitar Rp15 juta.

Jumlah penonton bisa menyusut hampir separuhnya jika laga digelar di hari kerja. Duel Persebi kontra Persitema sendiri hanya ditonton sekitar 800 orang. Artinya, pemasukan kotor panpel sekitar Rp12 juta.

“Dana segitu hanya cukup untuk menutup biaya operasional pertandingan dan pengamanan. Artinya kami harus tombok jika ada sanksi semacam ini,” keluh Ketua Panpel Persebi, Dwi S., saat dihubungi Solopos.com, Selasa (10/9/2019).

Insiden pelemparan flare dan merangseknya penonton ke lapangan terjadi setelah Persebi memastikan kemenangan 1-0 atas Persitema. Duel tersebut memang krusial bagi kedua tim karena memperebutkan satu tiket ke babak delapan besar. Suporter Persebi pun tak mampu menahan euforia setelah melihat Riky Junian dkk. lolos ke babak selanjutnya. “Sebenarnya ini tidak bisa jadi pembenaran juga karena ujungnya tetap merugikan tim,” tutur Dwi.

Disinggung soal pengamanan, pihaknya mengaku sudah melakukan sweeping ketat bagi penonton yang masuk stadion. Panpel juga beberapa kali mengumpulkan kelompok suporter agar tertib dengan regulasi. Dwi menduga oknum pelempar flare adalah suporter yang tidak mengikuti pengarahan sebelumnya. “Mayoritas suporter sebenarnya sudah tertib dan akomodatif. Kami harap suporter juga memahami kondisi tim dengan mendukung lewat aksi kreatif.”

Sementara itu, Brigade Boys Boyolali (BBB) memastikan pelaku pelemparan flare di tribune timur bukan anggotanya. Pembina BBB, Warsono Windo Winawan, mengatakan ada beberapa faksi suporter yang mendukung Laskar Pandan Arang.

“Bukan BBB saja. Kalau kami sejak awal sudah komitmen untuk menjaga batasan saat mendukung tim. Hal itu selalu kami sampaikan ketika ada forum di tiap distrik,” ujar Wawan, sapaan akrabnya. (Chrisna Chanis Cara/JIBI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya