SOLOPOS.COM - Ilustrasi Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Virus Covid-19 hasil mutasi gen yang disebut pers Inggris sebagai Supercovid bikin heboh. Bukan hanya membuat banyak kalangan ketir-ketir, Supercovid hasil mutasi gen baru itu juga membuat dua negara dalam sorotan dan dihindari negara lain.

Strain virus hasil mutasi gen baru yang kemudian itu terdeteksi beberapa pekan terakhir. Inggris segera memberlakukan pembatasan pada perjalanan dari Afrika Selatan. Sementara itu, negara-negara di seluruh dunia telah menutup perbatasannya dengan Inggris dan Afrika Selatan.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Inggris memutuskan untuk menghentikan penerbangan dan kedatangan dari Afrika Selatan setelah varian virus corona jenis terbaru yang berpotensi lebih menular menyebabkan penyebaran Covid-19 ke Inggris. Kedua negara pengidap Supercovid dan telah dihindari negara lain itu malah saling menghindarkan diri.

Lesty Kejora Masuk Daftar 10 Perempuan Tercantik Dunia

Departemen kesehatan Afrika Selatan pekan lalu mengatakan bahwa mutasi genetik baru dari virus telah ditemukan dan mungkin bertanggung jawab atas lonjakan infeksi baru-baru ini di sana. "Berkat kemampuan genom yang mengesankan dari Afrika Selatan, kami telah mendeteksi dua kasus varian baru virus Corona di Inggris," kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock.

Ia mengaitkan kasus tersebut dengan kunjungan ke Afrika Selatan. "Keduanya adalah kontak dari kasus yang telah melakukan perjalanan dari Afrika Selatan selama beberapa minggu terakhir," ujar Hancock ditulis abc.net.au, dikutip Kamis (24/12/2020).

Inggris sudah mencoba untuk menghambat penyebaran strain virus yang bermutasi dan bersifat lebih menular hingga 70% tersebut. Selain itu, penelitian lebih lanjut sedang dilakukan atas varian baru virus corona tersebut.

Maling Kembalikan Celana Dalam dengan Bekas Sperma

"Varian baru ini sangat mengkhawatirkan, karena masih lebih dapat ditularkan, dan tampaknya telah bermutasi lebih jauh daripada varian baru yang ditemukan di Inggris," katanya. Sementara itu, pejabat Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyebutkan soal varian berbeda dari yang diidentifikasi di Inggris.

Lebih Mudah Menular

Meski begitu, keduanya membawa mutasi yang membuat mereka lebih mudah menular daripada strain dominan yang beredar sebelumnya. Mengatasi kondisi yang terjadi, Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps mengatakan pembatasan perjalanan dengan Afrika Selatan akan diberlakukan.

"Saya telah mengambil keputusan untuk menghentikan sementara penerbangan dan kedatangan yang memasuki Inggris dari Afrika Selatan mulai pukul 09.00 besok menyusul merebaknya jenis baru virus korona," ujarnya, Rabu waktu setempat. Kebijakan lockdown tampaknya sulit diterapkan untuk jutaan warga Inggris di saat negara itu sedng bergulat dengan rekor infeksi baru harian sebanyak 39.237.

Tanaman Hias Kata Fengsui Tentukan Keberuntungan

Sementara seperti dikutip Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) dari Tempo.co, Kamis (24/12/2020), WHO mengkonfirmasi pada Senin dalam sebuah laporannya bahwa varian virus Corona baru yang lebih dapat menular telah ditemukan di Inggris.

Analisis awal menunjukkan bahwa varian baru itu, yang kali pertama dilaporkan oleh Inggris Raya itu, lebih dapat menular daripada virus yang beredar sebelumnya, dengan perkiraan peningkatan antara 40 persen dan 70 persen dalam hal penularan, kata WHO dalam rilisnya.

Sebanyak 1.108 kasus yang terinfeksi varian baru telah terdeteksi di Inggris pada 13 Desember 2020.

Maling Motor Apes Tepergok Pemilik, Viral Deh...

Varian tersebut ditemukan sebagai bagian dari penyelidikan epidemiologis dan virologi yang dimulai awal Desember, ketika South East England melihat peningkatan kasus Covid-19 yang tidak terduga. Dari 5 Oktober hingga 13 Desember, lebih dari 50% kasus virus corona di Inggris Tenggara diidentifikasi sebagai strain varian.

Analisis retrospektif melacak varian pertama Supercovid yang diidentifikasi ke Kent, South East England dan membuat Inggris dihindari negara lain, pada 20 September. Sebagian besar kasus Covid-19 varian ini diidentifikasi dari orang di bawah usia 60 tahun, kata WHO. WHO menyarankan untuk melakukan studi epidemiologi dan virologi lebih lanjut untuk memahami perubahan varian dalam infektivitas dan patogenisitas.

WHO juga menyarankan semua negara meningkatkan urutan rutin dan berbagi data urutan, terutama untuk melaporkan apakah varian yang sama ditemukan. Semua negara harus menilai tingkat penularan lokal mereka dan menerapkan tindakan pencegahan dan pengendalian yang tepat, kata WHO.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya