SOLOPOS.COM - Kegiatan kerja bakti menebang pohon di tanggul Sungai Situri di Weru, Sukoharjo, Kamis (22/7/2020). (Solopos-Indah Septiyaning W.)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Petani di wilayah Desa Grogol, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, bisa bernapas lega karena program normalisasi Sungai Situri segera berjalan.

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) mendengar jeritan petani yang kesusahan karena setiap memasuki musim penghujan tanggul Sungai Situri selalu jebol.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tak tanggung-tanggung, dalam setahun tanggul Sungai Situri bisa jebol lima kali lebih. Kondisi itu membuat puluhan hektare lahan pertanian warga terendam air hingga kerap gagal panen.

Hiii...Banyak Ular Keluar Saat Pohon-Pohon di Tanggul Sungai Situri Sukoharjo Ditebang

Salah satu petani warga Dadakan RT 002/RW 004 Desa Grogol, Weru, Sukoharjo, Sugiyo, mengaku selalu waswas sawahnya seluas tiga hektare gagal panen.

Sawahnya kerap menjadi langganan terendam air jika datang musim penghujan. Penyebabnya tidak lain tanggul Sungai Situri jebol.

"Sering sekali siap panen malah kena banjir. Jadi hasil panen sering tidak maksimal," keluhnya ketika berbincang dengan Solopos.com, Kamis (23/7/2020).

Lek Sugiyo, sapaannya, menuturkan sawahnya menjadi langganan banjir saat musim penghujan karena kondisi tanggul Situri jebol.

Inginkan Perubahan, Paguyuban Mantan Kades Merapat Ke Joswi Di Pilkada Sukoharjo 2020

Pihaknya selalu berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan BBWSBS segera memperbaiki tanggul yang kini kondisinya sangat kritis. Selama ini perbaikan hanya bersifat sementara melalui pemasangan karung berisi tanah.

"Para petani sudah rugi jutaan setiap kebanjiran. Jadi mohon ada perhatian dari balai besar [BBWSBS]. Wingi wis nganti kesel le laporan [Kemarin-kemarin sampai capai melaporkan]," tuturnya.

Namun kini harapan petani segera terwujud karena BBWSBS segera menormalisasi Sungai Situri. Sesuai rencana, normalisasi Sungai Situri dikerjakan mulai pekan depan.

"Alhamdulillah akhirnya BBWSBS mendengar permintaan kami untuk normalisasi Sungai Situri," kata Kepala Desa Grogol, Heri Putut.

Sawahnya Terendam Air

Heri mengaku prihatin dan peduli dengan nasib para petani terdampak tanggul jebol. Para petani tersebut bahkan berulang kali harus rugi jutaan rupiah karena sawahnya terendam air akibat tanggul jebol.

Apalagi jika lahan sawah petani sudah memasuki proses siap panen dan terendam air sehingga terancam gagal panen atau puso.

"Mudah-mudahan setelah di normalisasi, tidak ada tanggul jebol lagi. Sehingga tidak ada petani yang sedih lagi karena puso atau hasil panennya tidak maksimal," harapnya.

Angker! Penghuni Rumah Sehat Corona Sukoharjo Sering Dengar Suara Orang Mandi Tengah Malam

Dia mengatakan normalisasi Sungai Situri akan dikerjakan sepanjang dua kilometer dengan sasaran perbaikan tanggul serta pengerukan sedimentasi sungai.

Tanggul akan dinormalisasi dari kondisi sekarang lebar dua meter menjadi empat meter dan tinggi tiga meter. Kemudian dilakukan pengerukan sungai yang memang kondisi sedimentasinya sangat tinggi.

Dia berharap normalisasi Sungai Situri mampu mengatasi persoalan banjir tahunan yang melanda wilayah Desa Grogol di setiap musim penghujan.

12.000 Warga Sukoharjo Terciduk Tak Pakai Masker, Ada Sanksi?

Banjir terjadi karena tanggul sungai jebol dan selama ini penanganannya hanya dilakukan dengan pemasangan sandbag atau karung berisi pasir atau tanah.

"Pemasangan sandbag itu sifatnya penanganan sementara atau darurat saja. Dan selama ini yang bisa kita lakukan hanya itu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya