SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencemaran (Dok/JIBI/Solopos)

ilustrasi

LENDAH-Warga di Dukuh Mendiro, Desa Gulurejo, Lendah trauma melakukan aktivitas di Sungai Rawa Jembangan. Langkah itu dilakukan menyusul tercemarnya sungai yang biasanya digunakan untuk mencuci pakan hewan ternak warga. Akibatnya, warga memilih menyingkir dari kawasan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu warga, Joyo Dimejo, 62, mengaku enggan mencuci pakan ternak sebelum sungai itu benar-benar steril dari pencemaran. “Saya tidak mau turun ke sungai itu lagi. Iritasi kulit yang saya derita ini saja belum sembuh total, kadang masih gatal-gatal meski sudah saya bawa ke puskesmas,” katanya, kepada Harianjogja.com, Sabtu (16/2/2013).

Dia mengungkapkan serangan iritasi akibat adanya limbah di sungai yang menjadi pembatas antara Gulurejo dan Ngentakrejo sungguh ganas. Gatal-gatal dan bercak merah langsung dirasakan warga tak berselang lama setelah kontak langsung dengan air di sungai itu.

“Satu jam setelah dari lepen (sungai) gatalnya langsung terasa),” lanjutnya.

Saat ini menurutnya di Pedusunan Mendiro sebanyak 30 warga terserang iritasi kulit. Jumlah itu jauh lebih banyak dari laporan warga ke Balai Desa Gulurejo, dua pekan silam. Saat itu dilaporkan terdapat 10 warga yang terserang iritasi kulit selepas beraktivitas di sungai tersebut.

Warga lainnya, Muryani, 39, mengungkapkan selain tak lagi mencuci pakan ternak di sungai yang telah terkontaminasi limbah itu, ternak yang dimilikinya pun juga tak pernah dimandikan lagi.

“Kami berupaya mencari rumput yang sudah bersih. Kalau pun kotor juga kami bersihkan dengan air sumur atau kalau tidak kami mencuci di Sungai Progo,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya