Solopos.com, SOLO — Aliran Sungai Kali Anyar di kawasan Bendung Karet Tirtonadi Solo berbuih pada Rabu (13/11/2019) pagi. Diduga, aliran sungai Kali Anyar membawa limbah rumah tangga berupa sisa sabun atau detergen.
Salah seorang warga Prawit, Nusukan, Solo, Supono, saat dijumpai Promosi
Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Saat sore hari Kota Solo diguyur hujan lalu malam harinya buih berangsur-angsur muncul,” ujarnya. Untuk diketahui, hujan mengguyur Kota Solo sekitar dua jam pada Selasa (12/11/2019) sore.
Berdasarkan pantauan Fenomena itu lantas dimanfaatkan oleh puluhan warga untuk menjaring dan memancing ikan di sekitar buih. Sementara itu, Staf Pengendali Pencemaran, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo, Arif Cahyana, yang meninjau langsung Sungai Kali Anyar mengatakan sebelum fenomena sungai berbuih berdasarkan pengujian kandungan, kondisi Sungai Kali Anyar dinyatakan masih bagus dibandingkan sungai lain di Kota Solo. Menurutnya, industri pabrik di aliran atas Sungai Kali Anyar jumlahnya sedikit sehingga minim pencemaran. Ia menduga buih itu berasal dari limbah domestik atau limbah rumah tangga dan limbah peternakan.
“Kalau industri batik hampir tidak ada di aliran atas, kalau buih seperti itu mengandung fosfat itu dari detergen. Di perairan itu ada turbulensi semenjak aktifnya bendung karet sehingga aliran air jadi curam, itu membuat buih muncul terus. Kalau dilihat sebelah barat bendungan itu belum ada buihnya, baru setelah melewati bendungan,” ujarnya. Ia menambahkan untuk mengetahui secara pasti kandungan air itu harus dilakukan pengujian sampel air. Menurutnya, ikan yang diburu para warga masih layak dikonsumsi, hanya saja warga yang terjun langsung ke sungai dapat terkena penyakit kulit.