GUNUNGKIDUL—Sungai bawah tanah sepanjang 20 kilometer yang berada di seputar proyek pengangkatan air bawah tanah sistem Bribin diduga tercemar bakteri Ecoli.
Aktivis karst dari Acintyacunyata Speleological Club (ASC), Bagus Yulianto kepada Harian Jogja, menjelaskan tercemarnya bakteri Ecoli diperkirakan tak hanya di kawasan sistem Bribin saja.
Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau
Melainkan secara keseluruhan di sungai bawah tanah yang ada di kabupaten Gunungkidul.
Menurut dia, di Gunungkidul terdapat 15 titik sungai bawah tanah. Namun baru satu yang dapat diketahui hulu dan hilirnya yaitu sistem Bribin.
Adapun kontaminasi bakteri E-Coli sebenarnya bukan hal baru lagi. Diperkirakan sudah terjadi sejak 1982 namun masyarakat kurang mendapat pemahaman tentang hal tersebut.
Salah satu penyebab tercemarnya bakteri E-Coli, lanjut Bagus, dikarenanakan aktivitas penambangan. Dengan maraknya penambangan membuat tektur tanah mudah tergerus oleh air, sehingga mata air menjadi keruh.
Selain itu juga disebabkan kotoran manusia dan ternak yang mencemari sungai bawah tanah Gunungkidul.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sri Raharto menyatakan siap menindaklanjuti temuan tersebut.
Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan PDAM serta dinas terkait untuk melakukan penelitian guna mengecek kebenaran temuan tersebut.
“Kami akan mengecek melalui sampel terlebih dahulu tentunya dalam waktu dekat ini,” ujarnya.(Harian Jogja/Sunartono)
Foto Bakteri E-Coli (foodspeople.com)