SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

SLEMAN—Serangan sundep dan hama putih menyebabkan produksi padi di wilayah Janti, Caturutunggal, Depok, Sleman turun hingga 25%. Hal ini terjadi karena petani tidak menerapkan pengaturan pola tanam bergantian dengan alasan harga beras relatif stabil ketimbang palawija.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ini, rata-rata produksi padi jenis Ciherang di wilayah Janti sekali panen berkisar 13,3 ton per hektare untuk gabah kering panen atau 8,4 ton per hektare untuk gabah kering giling. Keseluruhan luas lahan mencapai 30 hektare.

Sumarjono, 43, wakil Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) kelompok tani Ngudi Asil menuturkan, kondisi tanah di wilayah Janti, Caturtunggal, relatif baik dengan pengairan lancar sehingga padi menjadi tanaman utama di daerah tersebut. Ia mengatakan, para petani lebih senang menanam padi ketimbang palawija karena harga stabil dan penjualan lebih mudah.

“Sebelum panen, tengkulak sudah berdatangan, tetapi kalau palawija harganya naik turun dan memasarkannya pun sulit,” terangnya kepada Harian Jogja, Rabu (26/9).

Menurut dia, pihak penyuluh sudah menyarankan petani untuk mengantisipasi serangan hama dengan penyemprotan dan pola tanam bergantian. Namun, para petani merasa hama tidak terlalu merugikan sehingga untuk pola tanam masih sama di setiap musim. Dalam dua tahun, imbuh dia, wilayah Janti dapat panen hingga tujuh kali.

Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Sudarsini mengatakan, sundep dan hama putih tidak akan terlalu memengaruhi produksi selama diantisipasi dengan benar. Salah satunya, ungkap dia, dengan mengurangi pengairan agar tidak terlalu basah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya