SOLOPOS.COM - Pedagang Sunday Morning UGM menolak relokasi ke Karangmalang. Mereka menggelar aksi, Minggu (20/10/2013). (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Harianjogja.com, SLEMAN–Himpunan Paguyuban Sunday Morning UGM bersikukuh menolak untuk direlokasi hingga pihak UGM mengutarakan alasan pemindahan tersebut secara gamblang. Masyarakat Padukuhan Karangmalang pun ikut menolak rencana relokasi itu.

Selama ini, paguyuban mengaku belum menerima alasan rasional atas upaya pemindahan tersebut.  Selain itu, area yang akan dijadikan lokasi relokasi (sisi timur UGM, Karangmalang) tidak mampu menampung ribuan pedagang Sunday Morning (Sunmor).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

 

Ekspedisi Mudik 2024

“Panjang jalan yang kami gunakan selama ini 2.400 meter, sedangkan panjang jalan yang akan ditempati hanya 1.043 meter. Hanya bisa menampung 60% pedagang,” ungkap Ketua Himpa Sunmor UGM Riko Afrianto kepada Harian Jogja, Minggu (20/10/2013).

Selain itu, lebar jalan yang sempit dinilai akan menimbulkan persoalan tersendiri bila para pedagang diminta pindah mulai 27 Oktober mendatang. Bila UGM tetap bersikeras memindahkan pedagang, Riko khawatir pemindahan tersebut justru akan memicu gesekan dengan warga.  Pasalnya, di lokasi baru itu tidak ada kantong-kantong parkir yang memadai sehingga dapat mengganggu aktivitas warga.

“UGM jangan hanya memikirkan sisi positif UGM saja, tapi pikirkan juga sisi negatif yang lebih banyak ditimbulkan. Ribuan orang bisa kehilangan mata pencarian, kredit macet perbankan juga bisa terjadi karena relokasi ini,” tukasnya.

Hal yang disesalkan pula, sambung Humas Himpa Sanmor Zaki Ismadi adalah sejumlah pelanggaran komitmen dari UGM sendiri terhadap Surat Perjanjian Bersama yang disepakati. Pada pasal 12 SK Perjanjian Kerjasama No. 0220/PUK/Dir.PPA/P2TKP/2012 yang dikeluarkan UGM menyebutkan, setiap ada perselisihan akan diselesaikan secara musyawarah.

“Nyatanya, kami tidak diajak musyawarah. Memang ada dua kali pertemuan antara UGM dengan pedagang. Tetapi, dalam pertemuan itu UGM berprinsip pokoknya pindah. Seharusnya ada musyawarah,” tandas Zaki.

Hal senada disampaikan Subandiyono. Dia menyesalkan sikap UGM yang tidak transparan dan melibatkan pedagang dalam proses relokasi itu. Padahal, sambungnya, saat relokasi pedagang Sunmor ketika berada di dalam lingkungan UGM ke sisi Timur Masjid UGM pedagang dilibatkan. “Prosesnya bahkan sampai enam bulan mencapai mufakat. Kalau begini, UGM bertindak ‘arogan’, banyak pedagang yang menangis,” kata dia.

Untuk memantapkan penolakan relokasi tersebut, puluhan pedagang menggelar aksi pada Minggu (20/10/2013) pagi. Mereka membentangkan kain putih sepanjang enam meter untuk meminta tanda tangan dukungan dari para pengunjung Sunmor. Adapun seribu pedagang mengisi formulir penolakan relokasi pada 27 Oktober nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya