SOLOPOS.COM - Ilustrasi sunday market manahan (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Ilustrasi sunday market manahan (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO — Ratusan pedagang Sunday Market di kawasan Stadion Manahan Solo hingga kini masih dikelola Paguyuban Sunday Market. Pemkot Solo masih ragu mengakuisisi pengelolaan tersebut lantaran rawan gejolak. Padahal, potensi yang bisa dihasilkan dari pedagang kaki lima (PKL) di kawasan itu tak sedikit.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala UPTD Prasarana Olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Heru Prayitno, mengatakan kegiatan PKL di Sunday Market masih dikelola penuh paguyuban. Dengan kondisi tersebut, pihaknya hanya bisa mengimbau pedagang agar menjaga kebersihan stadion.

“Statusnya saat ini masih dikelola paguyuban,” ujarnya saat ditemui wartawan di Stadion Manahan, Rabu (3/4/2013).

Heru menyebut Pemkot bisa saja mengambil alih pengelolaan Sunday Market. Hanya, banyak pertimbangan sehingga Pemkot mengurungkan hal tersebut. Menurut Heru, akuisisi Sunday Market oleh Pemkot rawan gejolak dari paguyuban maupun pedagang.
“Kami bisa saja kelola Sunday Market, tapi itu tidak kami lakukan karena gejolaknya tinggi,” tuturnya.

Selama ini, pihaknya menerima pemasukan Rp550.000 dari paguyuban tiap penyelenggaraan Sunday Market. Jumlah tersebut, imbuhnya, didasari memorandum of understanding (MoU) yang telah disepakati. Padahal jika merujuk Perda Retribusi, perhitungan sewa lahan di kawasan Stadion Manahan mencapai Rp2.500 per meter persegi. Sementara operasional sewa untuk PKL dibatasi pukul 07.00 WIB hingga 11.00 WIB.

“Mau gimana lagi, itu saja (Rp550.000) mereka sebenarnya keberatan. Kami belum berpikir untuk menyesuaikan sewa dengan perda,” ujarnya.

Tahun ini, pihaknya ditarget retribusi sebesar Rp2 miliar untuk pengelolaan tiga sarana yakni Stadion Manahan, Stadion R Maladi dan GOR Manahan. Khusus untuk retribusi masuk dan parkir, imbuhnya, UPTD ditarget masing-masing Rp7 juta dan Rp14juta per bulan. Target tersebut, menurut Heru, meningkat Rp2juta dibanding tahun sebelumnya.

Koordinator Paguyuban Sunday Market, Togar, mengaku tidak lagi detail mengelola pedagang di Sunday Market. “Urusan pedagang sudah saya serahkan ke humas, Pak Kris. Saya sekarang sedang di Batam,” ujarnya kepada Solopos.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya