SOLOPOS.COM - Pipa besar di dasar sungai Bengawan Solo mengeluarkan limbah pekat hitam, panas, dan berbau busuk di Sukoharjo-Wonogiri, Rabu (22/11/2019). (Solopos/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, WONOGIRI -- Warga Dusun Ngepos, Desa Nambangan, Selogiri, Wonogiri, enggan mengonsumsi air sumur mereka beberapa waktu terakhir.

Air sumur warga diduga tercemar limbah cair PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Kecamatan Nguter, Sukoharjo, yang berbatasan langsung dengan wilayah Nambangan. Limbah itu diduga dibuang ke sungai Bengawan Solo dan merembes ke sumur-sumur warga.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Selain resah dengan bau yang mencemari udara mereka, warga juga harus merasakan air sumur berbau diduga akibat pencemaran sungai Bengawan Solo oleh limbah cair PT RUM.

Warga sekitar sungai kerap menjumpai cairan pekat hitam seperti lumpur keluar dari saluran besi di dasar sungai. Cairan itu sangat panas dan berbau busuk.

Ekspedisi Mudik 2024

Diduga Terlibat Video Mesum, Camat di Wonogiri Ini Dicopot

Warga pernah mengambil sampel limbah itu dan memasukkannya ke dalam air berisi ikan. Ikan itu mati dalam waktu 45 menit. “Saking panasnya wadah sampel berupa botol air mineral itu meleleh. Baunya sangat menyengat,” kata warga Dusun Ngepos, Saeroji, saat ditemui wartawan di RS Muhammadiyah Selogiri, Rabu (27/11/2019).

Limbah yang mencemari sungai itu diyakini merembes ke sumur-sumur warga yang berbatasan langsung dengan sungai Bengawan Solo. Akibatnya, air sebagian sumur warga kini berbau.

Tak hanya itu, jika air itu didiamkan selama tiga hari, di dasar wadah muncul endapan. Sebelumnya, endapan ini tak pernah ada. Warga kemudian beralih ke air minum dalam kemasan untuk kebutuhan minum dan memasak.

RS Mata Solo Adukan Eks Pasien ke Polisi

“Kalau mandi, mencuci masih pakai air sumur,” imbuh dia.

Tak hanya itu, di jembatan dekat pipa pembuangan limbah itu kini tak lagi ditemui pemancing. Awalnya, di kawasan itu banyak pemancing duduk di jembatan penghubung Nguter-Selogiri.

“Sekarang sudah enggak ada ikannya,” beber pria yang juga anggota BPD Nambangan itu.

Bau limbah PT RUM juga dirasakan hingga RS Muhammadiyah Selogiri. Mula-mula, warga sekitar mengira bau itu dari limbah RS. Namun, hasil uji kualitas udara RS menunjukkan masih dalam batas aman.

Terungkap, Anggota PSHT Sragen Meninggal Usai Latihan Alami Trauma Ulu Hati

Lalu, warga dan manajemen menyadari bau itu sama dengan bau limbah PT RUM di daerah lain di Sukoharjo. Bau itu kerap dikeluhkan pasien maupun keluarga pasien di RS.

Manajemen memberikan masker untuk mengurangi bau yang terhirup hidung dan menyalakan kipas angin untuk mengusir bau. Bau juga mengakibatkan konsumsi oksigen di RS itu melonjak.

Bau itu bisa tercium beberapa kali dalam sehari yakni pagi, sore, dan dini hari. “Saya merasa kasihan dengan pasien apalagi yang punya riwayat penyakit paru-paru atau asma. Bau membikin mereka makin kesulitan bernapas,” kata Kabid Administrasi dan Keuangan RS Muhammadiyah Selogiri, Amin Rosidi, Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya