SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO — Volume air di sumur milik warga Dusun Bakalan, Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, menyusut drastis pada musim kemarau ini. Warga harus menghemat pemakaian air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Ketua RT 003/RW 004, Dusun Bakalan, Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto, Sugito, mengatakan air di sumur menyusut drastis sejak awal Ramadan. Kala itu, air sumur masih bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi dan memasak.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kini, volumeen air menyusut drastis sehingga tak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. “Ada tiga-empat sumur warga yang volume airnya menyusut drastis saat musim kemarau. Rata-rata kedalaman sumur sembilan meter-12 meter,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (25/6/2019).

Kendati menyusut drastis, air sumur tetap bisa digunakan warga untuk mencuci atau mandi. Namun, mereka harus menunggu berjam-jam hingga volumen air sumur mulai naik. Tak sedikit warga yang harus meminta air bersih dari tetangga rumah untuk memasak dan mencuci.

Menyusutnya sumur warga kerap terjadi saat musim kemarau. Pada 2018, debit air sumur warga juga menyusut drastis saat musim kemarau.

“Setiap musim kemarau memang seperti ini [debit air sumur menyusut]. Namun, biasanya terjadi saat puncak musim kemarau pada Agustus-Oktober,” ujar dia.

Beberapa warga membuat sumur bor baru dengan kedalaman lebih dari 25 meter untuk mencari sumber air. Mereka tak ingin kesulitan mencari air bersih saat musim kemarau. Sugito memperkirakan menyusutnya sumur warga terjadi hingga akhir musim kemarau.

Menurut Sugito, kebutuhan air bersih warga tetap terpenuhi sehingga tak perlu meminta bantuan air bersih dari Pemkab Sukoharjo. “Belum ada permohonan droping air bersih. [Air sumur] masih bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” papar dia.

Sementara itu, seorang warga setempat, Hariyanto, mengatakan telah berulang kali menambah kedalaman sumur agar debit air bersih tetap normal saat musim kemarau. Upaya itu tak membuahkan hasil lantaran debit air sumur tetap menyusut drastis saat musim kemarau.

Hariyanto dan keluarganya rela menunggu berjam-jam untuk mendapatkan beberapa ember air bersih. “Hanya untuk mandi dan mencuci. Untuk memasak atau minum, saya mengambil air di sumur milik tetangga rumah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya