SOLOPOS.COM - Sumur Sendang Mbah Gumul yang terletak di Dukuh Klampeyan, RT 008, Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kecamatan Sragen pada Selasa (23/8/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN–Selain menjadi sentra industri batik, Desa Pungsari ternyata menyimpan satu tempat yang mempunyai nilai sejarah, yakni Sumur Sendang Mbah Gumul, tepatnya di Dukuh Klampeyan, RT 008, Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Sragen.

Pendamping Kebudayaan Desa (Daya Desa) Desa Pungsari, Ari Wahyu Putra Utama, mengatakan menurut sejarah yang diceritakan warga setempat, sumur ini tidak dibuat oleh manusia, namun dahulu hanya sebuah bekas pijakan kerbau kemudian menjadi mata air atau seperti kubangan air.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kemudian air tersebut sedikit demi sedikit diambil oleh warga untuk kebutuhan sehari-hari. Kemudian menjadi sumber mata air untuk warga setempat,” terang Ari kepada Solopos.com, Selasa (23/8/2022).

Ari menambahkan di Sendang Mbah Gumul terdapat larangan berkunjung membawa kain sutra berwarna hijau, entah itu berbentuk suvenir, sapu tangan atau pakaian dari kain sutra hijau.

Baca Juga: Kreatif, Siswa SDN 1 Pungsari Sragen Belajar Batik hingga Buat Seragam Sendiri

Kemudian dalam budaya desa setempat, ketika ingin melangsungkan pernikahan terdapat tradisi kirab manten, yaitu dengan memutari sumur tersebut sebanyak tiga kali.

Bertujuan berdoa dan meminta restu keselamatan. Dalam kirab manten ini, ada prosesi menjatuhkan kelapa muda ke dalam sumur.

Ari mengatakan konon ketika ada warga yang mempunyai hajat, namun tidak mengambil air dari sumur tersebut, air yang dimasak tidak bisa mendidih.

“Tradisi yang lain adalah bersih desa, nyadran, atau sedekah desa. Acara ini dilakukan setahun sekali biasanya setelah masa panen ke dua atau mongso walian,” tambah Ari.

Baca Juga: Kerajinan Kain Tenun Kluwung Gendong Desa Ngebung Sragen Terancam Punah

Dalam tradisi tersebut menggunakan nasi, ingkung ayam, daun jati yang digunakan untuk membungkus makanan tersebut bersama lauk pauk. Kemudian semua makanan tersebut dibungkus dengan janur.

Menurut Ari, Sumur Sendang Mbah Gumul memiliki nilai sejarah tersendiri. Ada nilai budaya yang perlu dilestarikan serta memerlukan perhatian dari pemerintah daerah dan warga setempat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya