SOLOPOS.COM - Warga berusaha menutup lubang sumur yang ambles di Dukuh Kaliwuluh, Desa Sambirembe, Kalijambe, Sragen, (15/1/2020). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, KALIJAMBE - Bangunan sumur milik Tarman, 54, warga Dukuh Kaliwuluh RT 13, Desa Sambirembe, Kalijambe, Sragen, ambles. Pantauan Solopos.com di lokasi, Rabu (15/1/2020), amblesnya bangunan sumur berusia lebih dari 30 tahun itu mengakibatkan munculnya lubang menganga di permukaan tanah.

Lubang itu memiliki kedalaman sekitar 25 meter dengan diameter 2,5 meter. Sejumlah warga berusaha menutup lubang itu dengan tanah uruk. Saking dalamnya sumur, pengurukan tanah yang dimulai sejak Selasa (14/1/2020) itu belum terlihat hasilnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdayakan Peternak Sapi Perah Lokal, Sweet Sundae Ice Cream Kian Diterima Konsumen

“Sumur itu ambles pada Jumat [10/1/2020] malam sekitar pukul 21.00 WIB. Pada saat itu, saya tengah tidur bersama anak saya di rumah. Saat itu tiba-tiba saya mendengar suara gaduh di belakang rumah. Suara itu terdengar dua kali. Setelah saya tengok ke belakang, ternyata sumurnya sudah ambles. Saya tidak berani mendekat karena lubangnya cukup dalam,” ujar Warti, 41, istri Tarman saat ditemui wartawan di lokasi.

Bangunan sumur yang ambles itu berupa dinding bata beton yang berbentuk lingkaran. Bangunan sumur itu sebelumnya ditutup oleh seng supaya tidak ada ayam yang terjatuh ke dalamnya. Sebelum bangunan sumur itu ambles, kebetulan wilayah Kalijambe diguyur hujan pada sore harinya.

Tingginya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir diduga memicu amblesnya sumur. “Itu jenis tanah merah jadi agak gembur kalau hujan seperti ini. Pada awalnya tanah di bawah beton sudah longsor. Lalu disusul bangunan betonnya berikut pompa airnya ikut terjatuh,” jelas Warti.

Tarman yang masih di Jakarta saat kejadian langsung pulang keesokan harinya. Ia sudah melaporkan amblesnya sumur itu kepada ketua RT setempat yang diteruskan kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Sambirembe. Informasi adanya sumur ambles itu pun sudah tersebar luas melalui media sosial.

“Biasanya kami pakai air sumur untuk keperluan memasak atau dikonsumsi. Untuk mencuci dan mandi, kami pakai air PAM. Karena sumurnya sudah tidak bisa dipakai, maka kami memakai air PAM untuk semua keperluan,” papar Tarman.

Ingin Bermarkas di Stadion Manahan, Persis Solo Siap-Siap Harga Sewa Naik

Karena guyuran hujan, tanah di sekitar sumur yang ambles itu ikut longsor. Tarman khawatir amblesnya sumur itu memicu longsor tanah di sekitarnya. Padahal, sumur itu dihimpit oleh bangunan rumah-rumah tetangganya. Mau tidak mau, Tarman harus menguruk sumur sedalam sekitar 25 meter itu dengan tanah.

Tarman mengaku sudah menyiapkan 40 truk tanah uruk. Pengurukan sumur yang berlangsung dua hari itu sudah menghabiskan empat truk tanah uruk meski belum terlihat hasilnya. Satu truk tanah uruk dibeli Tarman seharga Rp190.000. Total ia harus membayar Rp7,6 juta untuk membeli 40 truk tanah uruk.

“Sementara ini saya sudah membayar untuk 22 truk tanah uruk. Datangnya memang bertahap, sesuai kebutuhan. Pekerjanya ya warga sekitar saja,” jelas Tarman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya