SOLOPOS.COM - Sebuah besi dan mesin pengebor sumur masih berada di lokasi persawahan di sekitar sumur yang mengeluarkan gas bumi di Dukuh Randukuning RT 001, Desa Krebet, Kecamatan Masaran, Sragen, Sabtu (5/11/2016). (JIBI/Solopos/Istimewa/BPBD Sragen)

Sumur pantek di Masaran menyemburkan gas bumi.

Solopos.com, SRAGEN — Sebuah sumur dalam di areal persawahan milik Ikem di Dukuh Randukuning RT 003, Desa Krebet, Kecamatan Masaran, Sragen mengeluarkan gas yang diduga gas bumi seusai mengebor sumur dengan kedalaman 90 meter, Sabtu (5/11/2016).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Polsek Masaran bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen untuk meneliti kandungan gas tersebut.

Peristiwa itu bermula saat empat orang warga mengebor sumur dengan menggunakan mesin bor. Tim tenaga kerja itu dipimpin Yoyok alias Doyok, 45, warga Ngelo, Desa Krebet. Proses pengeboran dimulai sejak enam hari lalu.

Kapolsek Masaran AKP Mujiyono mewakili Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso saat dihubungi Solopos.com, Sabtu sore, mengatakan setelah pengeboran mencapai kedalaman 90 meter, Yoyok dan temannya memasang pralon dengan diameter 4 dim sedalam 90 meter.

Setelah selesai, Yoyok menyedot air dengan menggunakan mesin pompa. Saat mesin dihidup beberapa saat, tiba-tiba mesin mati. Dari cerobong pembuangan pompa, kata dia, keluar air disertai gas.

“Persawahan itu terletak di wilayah RT 001. Sumur yang dibor itu rencananya digunakan untuk mengairi sawah. Gas itu muncul pada pukul 10.00 WIB dan sampai pukul 17.00 WIB, gas masih keluar dengan suara yang terdengar gemuruh seperti suara angin. Gas itu tidak berwarna dan tidak berbau serta dimungkinkan tidak beracun. Gas itu diduga bisa menghidupkan api karena ada pekerja yang mencoba dengan pungtung rokok ternyata bisa mengeluarkan api,” kata Kapolsek.

Mujiyono memerintahkan personel Polsek Masaran memasang police line atau garis polisi supaya warga tidak mendekati sumur itu sampai ada tim peneliti dari Pemkab Sragen. Selain itu, Mujiyono juga berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Masaran agar menyampaikan peristiwa itu kepada instansi di atasnya.

“Kami mengimbau kepada warga agar tidak melanjutkan aktivitas pengeboran sumur supaya tidak terjadi hal-hal yang diinginkan sampai ada penelitian dari tim Pemkab Sragen,” tambahnya.

Kepala BPBD Sragen, Heru Wahyudi, langsung menghubungi Bidang Pengairan, Pertambangan dan Energi DPU Sragen agar segera mengecek gas yang keluar dari sumur pantek itu.

Heru mempertanyakan pengeboran sumur pantek itu sudah mendapat izin dari Pemkab Sragen atau belum. “Kalau kami hanya sebatas pengindisian warga agar aman bersama Polsek Masaran. Kami baru mendapat informasi dari warga pukul 15.00 WIB,” tambahnya.

Kabid Pengairan, Pertambangan dan Energi DPU Sragen, Subagiyono, mengaku sudah mengirimkan staf untuk mengecek ke lokasi sebagai bahan untuk laporan ke Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan informasi yang diterima, dia menilai tekanan gas itu cukup besar dan bisa dimanfaatkan untuk sumber energi rumah tangga.

“Dulu di Made, Ngrampal itu pernah ada gas bumi dan dimanfaatkan warga untuk memasak. Tapi itu sudah lama dan sampai sekarang belum mengecek lagi. Untuk yang di Krebet itu, nantinya harus diteliti ahlinya, yakni dari Dinas ESDM Jateng yang memiliki alatnya,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya