SOLOPOS.COM - RSUD Solo di Ngipang, Kadipiro, Solo (ilustrasi/Dok/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Belasan warga RT 007/RW 028 Ngipang, Banjarsari mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngipang, Rabu (2/4/2014). Kedatangan warga tersebut untuk memprotes operasional sumur dalam milik RSUD yang berimbas pada sumur permukaan milik warga setempat. Ditemui solopos.com di RSUD Ngipang, Ketua RT 007/RW 028 Ngipang, Banjarsari, Supadi, 51, mengatakan hampir separuh dari 41 keluarga di RT 007 mengalami kesulitan air, lantaran operasional sumur dalam itu.

“Kebetulan RT 007 letaknya tepat di belakang RSUD, awalnya hanya ada satu dua keluarga yang mengeluh aliran air dari sumur permukaan mereka mengecil. Tapi lama kelamaan, keluhan itu meluas hingga separuh lebih warga RT,” kata dia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pihaknya mengaku sebelumnya pernah mendatangi RSUD untuk menyampaikan keluhan tersebut pada awal Maret lalu.

“Setelah kami melapor ke RSUD awal Maret lalu, besoknya datang beberapa petugas untuk mengecek kondisi sumur. Hanya dua hari disurvey sesudah itu tidak ada tindak lanjut. Kalau dihitung dengan hari ini [Rabu] berarti sudah sebulanan, makanya kami datang kembali ke RSUD untuk menanyakan hal tersebut,” imbuhnya. Supadi juga mempertanyakan kedalaman sumur milik RSUD itu.

“Apakah RSUD benar-benar menggali sumur dalam? Soalnya sumur dalam menurut pengetahuan kami, tidak akan mengganggu sumur permukaan. Tapi ini sumur permukaan warga yang hanya sedalam 15 hingga 20 meter kok sudah kering?” tanya dia.

Senada, salah seorang warga RT 007/RW 028, Harun Abdillah, 27, menceritakan, saat ini debit air sumur miliknya selama 20 jam lebih hanya mampu memompa air sekitar 200 liter. “Saya sehari semalam nunggu tandon itu penuh, tapi tidak penuh-penuh. Padahal kapasitasnya hanya 200 liter,” keluh dia.

Harun mengurai RSUD memiliki dua unit sumur dalam, dimana satu diantaranya dibangun saat awal pembangunan gedung RSUD. “Sumur dalam proyek yang digali saat pembangunan gedung dahulu, sama sekali tidak mengganggu sumur permukaan warga. Tapi sumur dalam yang sekarang, malah membuat warga kekeringan. Padahal baru saja mulai dioperasikan,” jelas Harun.

Rombongan warga diterima Direktur RSUD Ngipang, Willy Handoko di salah satu ruangan di lantai tiga RSUD. Dijumpai usai menerima laporan warga, Willy mengaku bakal meneruskan laporan tersebut pada Wali Kota Solo. Sebagai langkah awal, pihaknya bakal mematikan sumur dalam itu.

“Ya sudah, kami matikan. Kami hanya akan menggunakan satu sumur dalam bekas proyek dahulu. Sumur yang dikeluhkan warga baru beroperasional sekitar satu bulan. Sumur itu digali sedalam lebih dari 60an meter,” kata dia. Willy juga mengaku debit air sumur dalam proyek hanya sekitar 25 liter per detik. “Sebenarnya kalau hanya menggunakan sumur dalam proyek, kurang memenuhi kebutuhan RSUD, tapi apa boleh buat,” ujar dia.

Pihaknya juga bakal memperhatikan opsi meminta bantuan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo. Sebelumnya, kata Willy, pihak RSUD sempat menjadwal operasional sumur dalam, namun hal tersebut tak berhasil membuat sumur warga kembali terisi. Dalam pertemuan dengan warga sempat terjadi insiden dimana Willy melarang wartawan memotret pertemuan itu. Willy juga meminta wartawan tak mengambil gambarnya, saat dimintai konfirmasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya