SOLOPOS.COM - Warga menyiapkan sampel lumpur dari sumur bor yang dimasukkan ke plastik kresek untuk diuji oleh tim Cabang Dinas ESDM Wilayah Solo di Dukuh Kwayon RT 023, Desa Jambanan, Sidoharjo, Sragen, Kamis (8/9/2022). (Solopos.com/Tri Wahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Warga Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen diimbau untuk mengoptimalkan pemanfaatan air hujan ketimbang membuat sumur dalam. Pasalnya, pembuatan sumur dalam tidak bisa dilakukan secara bebas, harus mendapat izin dari instansi terkait.

Di sisi lain, pemanfaatan air hujan juga penting untuk menjaga ketersediaan air tanah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Imbauan itu disampaikan Kepala Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Solo, Abdul Charis, saat mengecek lokasi sumur dalam yang mengeluarkan gas di Dusun Kwayon, Desa Jambanan, Kamis (8/9/2022).

“Menjaga ketersediaan air dalam tanah itu penting untuk disosialisasikan kepada warga. Terutama tentang aturan yang benar ketika mengambil air tanah. Sumber daya air itu membutuhkan waktu panjang untuk pembaruannya. Kalau semua air di dalam tanah diambil semua, lalu yang mengembalikan siapa?” kata Charis saat berbincang dengan Kades Jambanan, Sugino.

Baca Juga: Dinas ESDM: Gas di Jambanan Sragen Tak Berbahaya dan Bisa Dimanfaatkan

Dia menjelaskan air masuk ke lapisan tanah dengan kedalaman vertikal 1 km dan horizontal 1 km itu membutuhkan waktu 18 tahun. Agar tetap tersedia, air tanah jangan hanya dieksploitasi. Tetapi juga harus ada proses pengembalian dengan memanfaatkan air hujan agar tidak terbuang sia-sia.

“Caranya dengan membuat sumur resapan. Air hujan itu dimaksimalkan masuk ke dalam tanah lagi. Kami berpikirnya itu untuk anak cucu yang akan datang. Bisa dicoba, ketika membuat sumur resapan atau biopori dalam jangka waktu tertentu maka sumur warga bisa penuh,” jelasnya.

Sementara itu, Kades Jambanan, Sugino, mengaku selama ini warga tidak mengetahui adanya aturan dalam pemanfaat air dalam tanah. Warga biasanya memanfaatkan air dalam tanah untuk pengairan sawah saat musim kemarau.

Baca Juga: Layanan Pamsimas Jambanan Sragen Ditarget Bisa Jangkau 200 Keluarga

Terkait pembuatan sumur baru Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Dukuh Kwayon sudah dialihkan ke lokasi baru. Pengeboran sumu mulai dilakukan Kamis ini.

Pipa berukuran 6 inci yang sudah ditancapkan di sumur lama sebagian sudah diambil. Dari panjang total 90 meter, pipa yang bisa diambil hanya sepanjang 40-an meter..

“Padahal satu pipa itu harganya Rp1,7 juta. Sehingga sisanya yang lebih dari 40 meter itu tidak diambil. Ya mau bagaimana lagi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya