SOLOPOS.COM - Samsuri mengecek sumur yang sebelumnya sempat mengeluarkan asap, Kamis (20/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Sumur berasap terjadi di Ngemplak, Sleman.

Harianjogja.com, SLEMAN-Sebuah sumur milik warga di Dusun Koripan RT 1/RW 18 Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak, ditemukan mengeluarkan kepulan asap pada Rabu (19/8/2015) siang. Fenomena aneh tersebut menyedot perhatian warga hingga membuat mereka datang ke lokasi kejadian.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Pemilik sumur, Samsuri, 43, menjelaskan, ia melihat kepulan asap sekitar pukul 12.00 WIB usai Salat Dzuhur. Saat itu ia hendak memindahkan air yang masih tersisa di dalam ember timba ke ember lainnya. “Tapi kok di sumur ada asap biru agak kehitaman. Asapnya pekat sampai airnya enggak kelihatan,” kata dia pada watawan, Kamis (20/9/2015) pagi.

Saat itu juga ia memanggil tetangga dan juga anaknya untuk menyaksikan kejadian tersebut. Warga pun berdatangan untuk membuktikan asap yang keluar dari dalam sumur sedalam empat meter itu. Menurut Samsuri, asap mulai hilang sekitar satu jam dari saat ia menemukan pertama kali.

Saat mendekati kepulan asap, ia mencium aroma belerang yang menyengat. Namun asap hanya mengepul di dalam sumur dan tidak sampai menyebar ke arah lainnya.

Salah satu tetangga yang mengaku kenal dengan Surono Kepala Badan Giologi Kementerian ESDM yang pernah menjabat Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gempa DIY, menyarankan untuk menyalakan lilin di dekat bibir sumur. Cara itu dilakukan untuk mengecek apakah sumur mengandung gas berbahaya atau tidak.

“Kemarin [Rabu] lilinnya tetap nyala. Katanya kalau mati berarti ada gasnya, kalau hidup berarti aman,” jelas Samsuri. Hingga Rabu malam, sumur yang terletak di samping rumah Samsuri tersebut terus didatangi warga, aparat desa sampai kepolisian Sektor Ngemplak dan Koramil. Mereka ingin membuktikan kebenaran cerita sumur berasap yang tersebar di masyarakat.

Meski kejadian aneh itu baru terjadi satu kali namun Samsuri dan keluarga tidak takut mengkonsumsi air dari sumur tersebut. Bahkan tukang angkringan yang berjualan di depan rumahnya masih terus menimba air untuk dimasak, tanpa takut ada komplain dari pelanggan.

Penjual angkringan bernama Sudaten, 60, tersebut mengaku sesaat sebelum dipanggil Samsuri untuk menyaksikan kepulan asap, ia sempat mengambil air untuk dimasak. “Jam setengah sebelas [10.30 WIB] itu saya ambil air. Belum ada asap. Habis Dzuhur baru dipanggil pemilik rumah [Samsuri], dilapori kalau ada asap,” kata dia.

Ia pun bergegas menuju ke sumur yang lokasinya hanya berjarak 30 meter dari warungnya. Sudaten melihat kepulan asap itu masih pekat. Ia pun mencium aroma sangit bekas pembakaran dan aroma belerang di area itu. Ia mengaku suhu air berbeda dari biasanya. “Agak hangat padahal biasanya dingin. Tapi ya tetap buat raup [cuci muka], nimba lagi buat dimasak,” ujar dia santai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya