Tokoh
Selasa, 10 Januari 2012 - 12:09 WIB

Sumini, Wujudkan Wadah Bagi PRT

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sumini (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Sumini (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Sosoknya seperti perempuan Jawa kebanyakan. Penuh senyum namun tidak mencolok. Sepeninggal suaminya, Heri, Sumini menjadi tulang punggung bagi anaknya, Erika dan ibunya, Ny Minto, 80.
Advertisement

Profesi sebagai pembantu rumah tangga (PRT) dirasa sangat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga setiap saat Sumini selalu berusaha mencari penghasilan tambahan. Apalagi saat ini Erika sudah duduk di bangku kelas II di SMKN 5 Solo. Artinya kebutuhan biaya pendidikan anak satu-satunya itu cukup banyak. Berbagai pekerjaan seperti menyeterika, mencuci dan memasak dilakoninya. Bila ada yang minta tolong apa saja Sumini selalu mencoba melakukannya. “Yang penting dapat uang halal,” ungkapnya saat ditemui Espos di rumahnya RT 1/RW VIII Sumber, Banjarsari, belum lama ini.

Untuk uang jasa, Sumini tidak pernah meminta tinggi, sesuai standar saja. Beruntung kenalan Sumini baik dari luar kampung maupun tetangganya cukup banyak yang bisa memberinya penghasilan. Namun demikian pekerjaan utama Sumini tetap sebagai PRT. Bukan PRT yang menginap di rumah majikan. Melainkan PRT khusus momong anak-anak, di kediaman Sumini. Dia tidak pernah menerima tawaran menjadi PRT bila harus menginap di rumah majikan. Alasannya Sumini tidak mau kehilangan momen bersama dengan Erika.

Keistimewaan lain dari Sumini adalah perannya sebagai perintis wadah komunitas PRT. Dirinya kini menjadi ketua Komunitas Pembantu Rumah Tangga Paguyuban Sekar Asih. Dalam kesibukannya, dia ingin menyaksikan setiap proses pertumbuhan anak satu-satunya itu. Segala hal akan dilakukannya untuk mewujudkan kebahagiaan Erika. Seperti menyekolahkan anaknya ke sekolah favorit. Bukan semata pendidikan formal, Sumini juga menanamkan pendidikan moral dan etika kepada Erika. Alhasil Erika tumbuh menjadi remaja santun dan tidak banyak permintaan. “Saya merasa beruntung. Sepulang sekolah, tinggal di rumah istrirahat dulu lalu belajar atau membantu saya beres-beres rumah. Setiap hari seperti itu,” terang dia.

Advertisement

Suatu hari Sumini merasa terharu ketika anaknya mengaku ingin bekerja terlebih dulu setelah lulus sekolah nanti. Alasan Erika supaya beban ibunya terkurangi. Setelah bisa mencari uang sendiri, baru Erika bermaksud melanjutkan belajar di perguruan tinggi. Namun demikian Sumini berharap anaknya bisa langsung melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. “Semoga anak saya mendapatkan beasiswa prestasi pendidikan D1 yang memang disediakan sekolahnya sekarang,” pungkasnya.

JIBI/SOLOPOS/Kurniawan

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif