SOLOPOS.COM - ilustrasi.dok

Harianjogja.com, BANTUL-Master Nasional asal Jogja, Sumadyo berhasil mengukuhkan diri sebagai Juara Sejati setelah menuntaskan babak Grandfinal Liga Catur Bantul (LCB) dengan poin tertinggi. Sumadyo menjadi yang terbaik setelah mengemas 6,5 poin dari tujuh babak yang dimainkan. Unggul satu poin dari pecatur belia, M. Kahfi Maulana di tempat kedua yang hanya mengemas hasil akhir 5,5 poin.

Berlaga di kantor BKKPPKB Minggu (10/11/2013) Sumadyo tampil nyaris sempurna sejak awal pertandingan. Berturut-turut dia berhasil menundukkan jajaran Master Nasional lainnya seperti M. Wahyu, Sumartono dan Roid Attakaatsur. Posisinya semakin meningkat tatkala Sumadyo berhasil mengalahkan Juara LCB Seri II dan peraih medali perak Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMP, M. Kahfi Maulana. Kemenangan itu membuatnya unggul satu poin atas pecatur muda asal Jetis Bantul.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Laju Sumadyo hanya sedikit terganjal oleh Master Nasional Arko Pramuditho setelah ditahan imbang oleh rekan sekotanya itu. Namun hasil remis tak membuat posisi Sumadyo goyah dan tetap mampu mengamankan peringkat pertama. Selain hasil tersebut, sebuah kejutan diberikan oleh pecatur junior Bantul, Gantang Akbar yang sukses mengganjal langkah Master Nasional Ipik Gandamana dari Ungaran, Jawa Tengah. Gantang yang masih duduk di kelas 6 SD Bantul Manunggal ini menundukkan sang Master dalam duel ketat yang terjadi dalam Grandfinal LCB.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Suismad mengatakan, keluarnya Sumadyo sebagai Juara Sejati sekaligus menutupi rangkaian LCB yang telah berlangsung sejak pertengahan tahun lalu. Dengan hasil akhir ini dia mengaku cukup puas dengan hasil akhir ini, pasalnya beberapa pecatur muda Bantul mampu tampil memuaskan dan mengimbangi pecatur-pecatur yang lebih senior. “Pecatur-pecatur muda Bantul mampu tampil impresif sehingga dari sisi pembinaan kami juga cukup puas,” kata dia.

Digelarnya LCB ini, menurut dia, tak lepas dari keprihatinan Pengurus Kabupaten Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Bantul pada minimnya turnamen catur terutama untuk pecatur yang telah mengantongi gelar Master. Sekretaris Umum Percasi Bantul, Sutanto menjelaskan, belakangan ini turnamen yang digelar di tingkat daerah mensyaratkan peserta yang masih junior atau belum memiliki gelar apapun. Akibatnya beberapa Master yang berada di DIY sempat mengeluh dan berencana menanggalkan gelar mereka demi dapat mengikuti turnamen non-master.

“Sampai-sampai ada yang ingin mencopot gelar masternya demi ikut turnamen. Kan sayang, akhirnya dengan segala keterbatasan kami adakan turnamen yang terbuka,” ujar Sutanto.

Sutanto menambahkan, berdasarkan minat yang besar selama LCB pertama ini berlangsung, pihaknya berencana menggelar LCB kembali tahun depan. “saat ini semuanya masih sederhana dan ternyata sambutannya meriah, bila lancar kami akan kembali menggelar ajang ini tahun depan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya