SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menganggap aksi pembakaran ATM BRI di Jalan Affandi, Sleman, Jumat (6/10) dini hari, hanyalah kriminal biasa.

Sultan kepada wartawan mengatakan, sangat jauh bila aksi tersebut dikaitkan dengan konflik tambang pasir besi yang terjadi di Kulonprogo maupun terorisme. “Enggaklah, enggak sampai sekian jauh (terkait konflik pasir besi), nek ATM dibakar ora dijikok duite ya nggo opo (kalau ATM dibakar nggak diambil duitnya ya untuk apa) saya kira ini kejatahan biasa,” ujarnya.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Gubenur juga menduga aksi tersebut modus baru dari bentuk pencurian yang selama ini terjadi. “Belum tentu itu berupa teror, hanya mungkin kalau biasa orang nyungkil rumah ya sekarang mesin dibakar, kan enggak tahu enggak ketangkap ra reti arep pe piye,” katanya.

Seperti diketahui, ATM BRI di jalan Affandi Gejayan Jumat sekitar pukul 02.15 WIB meledak. Akibatnya ruangan ATM porak poranda. Di lokasi kejadian polisi menemukan tas yang diduga milik pelaku. Tas berisi selebaran yang di antaranya terkait kasus hukum yang membelit Tukijo. Aktivis Paguyuban Petani Lahan Pasir (PPLP) yang menolak keberadaan tambang pasir besi di pesisir Kulonprogo.(Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya