JOGJA—Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga Rp1.500 mulai 1 April mendatang tidak proporsional.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sri Sultan kepada wartawan Selasa (20/3) menyatakan, kenaikan BBM setidaknya dapat dilakukan secara bertahap agar konsekuensi atau dampaknya tak terlalu besar dirasakan masyarakat. Ini juga terkait dengan gejolak kenaikan BBM berupa konflik massa di DIY beberapa waktu terkahir sebagai reaksi keras atas kenaikan BBM.
Menurutnya, pemerintah seharusnya menoleransi kenaikan BBM, misalnya tahap pertama hanya naik Rp500. “Masalahnya toleransinya, misal kalau Rp500 dibanding naik Rp1.500 kan lipat tiga. Bagi saya subsidi itu tetap penting, tapi penyesuaian juga penting. Kalau naik Rp500 dibanding Rp1.500 berarti konsekuensi kenaikan berbeda. Tapi kalau tidak naik pemerintah juga punya konsekuensi dalam perekonomianya, tapi proprosional itu bagaimana,” ujarnya.
Menurut Sultan, kenaikan hingga Rp1.500 tersebut menimbulkan efek besar di masyarakat. Apalagi meski harga BBM belum naik, harga kebutuhan pokok sudah melambung.
“Dengan naiknya harga, kira-kira kalau cabai, sayur naik petani menikmati enggak, kalau cuma pedagang, berarti jumlah orang miskin makin banyak,” tutur Sultan.(ali)