SOLOPOS.COM - Suporter PSIM Jogja masuk ke lapangan saat saat kericuhan terjadi pada Derbi Mataram antara PSIM Jogja melawan Persis Solo di Stadion Mandala Krida, Jogja, Senin (21/10/2019) sore. (Harianjogja/Jumali)

Solopos.com, SOLO — Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X menyatakan tak ingin ada sepak bola jika hanya menghasilkan tindakan anarkistis yang merusak.

Hal itu disampaikan Sultan dalam menanggapi kerusuhan suporter seusai pertandingan Liga 2 antara PSIM Jogja dan Persis Solo di Stadion Mandala Krida, Jogja, DIY, Senin (21/10/2019) lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pernyataan tegas dari orang nomor wahid di DIY itu ternyata mendapatkan banyak respons dari warganet. Dari berita yang terdapat pada halaman Facebook Solopos.com, Rabu (23/10/2019), warganet ramai menyetujui pernyataan Sultan.

Mereka juga setuju jika sepak bola harusnya tidak memicu kerusuhan yang merusak. "Setuju Pak Sultan. Malah merugikan. Rusuh tak berguna," tulis pengguna akun Facebook Tesla Tesla.

"Betul pak lebih baik itu dari pada bikin ribut kasihan yang tidak tahu apa-apa jadi sasaran," imbuh pengguna akun Facebook Siswanto Bintang.

"Sendiko dawuh. Leres Ngarso Dalem Kanjeng Sultan. Sepak bola harusnya untuk alat persatuan bukan anarki, rasis tindak brutal oleh oknum penonton," ungkap pengguna akun Facebook Rezpaty Melon Kusoemo.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, Sri Sultan Hamengkubuwono X sangat menyesalkan tindakan suporter yang membuat kerusuhan seusai pertandingan Liga 2 tersebut. Pada pertandingan itu, PSIM Jogja sebagai tuan rumah kalah tipis 2-3 dari Persis Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya