SOLOPOS.COM - Kuliner codot bacem khas Gunungkidul. (Detik.com)

Solopos.com, JOGJA -- Kuliner berbahan kelelawar atau codot di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak surut meski diterpa isu virus Corona novel (2019-nCoV). Padahal kelelawar diduga kuat sebagai inang dari virus yang kali pertama ditemukan di Kota Wuhan, Hubei, China tengah itu.

Baik warga maupun Pemerintah Provinsi DIY menyatakan tak mengkhawatirkan kuliner kelelawar itu. Belum lama, ini Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menyebut kelelawar belum tentu menjadi sumber virus Corona baru itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Ya, tetapi kan belum tentu ada virusnya, karena kelelawar apa enggak [belum diketahui], nang kene [di sini kelelawarnya] makannya buah, nang kono [di Wuhan kelelawarnya] makan steak, kan beda," ucap Sultan HB X, Senin (27/1/2020) lalu, dikutip Solopos.com dari Harian Jogja.

Wuhan Sebelum Corona: Tak Melulu Kuliner Ekstrem, Ada Kampung Muslim & Resto Halal

Sementara itu, sejumlah pedagang yang menjual daging kelelawar di Kabupaten Bantul mengaku belum mengetahui adanya virus tersebut. Bahkan mereka berani mengklaim sejauh ini kelelawar-kelelawar yang mereka dagangkan masih aman atau terbebas dari coronavirus novel.

Seperti yang diungkapkan oleh pasangan Doni Siswanto, 33, dan Romyati, 33, warga Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Bantul. Pasangan ini merupakan pedagang tongseng dan rica-rica berbahan baku kelelawar. Keduanya membuka lapak setiap hari di di selatan Pasar Niten Baru, Jl Bantul.

Andre Rosiade Bantah Pesan Kamar, Hotel Kyriad: Kami Punya CCTV

Donny mengaku memang telah membaca terkait dengan mewabahnya virus corona novel tersebut di Asia. Namun dirinya mengaku tidak mengetahui jika salah satu inang virus tersebut adalah kelelawar yang selama ini menjadi tumpuan hidup keluarganya.

"Codot ini masih amanlah. Karena saya mengolahnya dengan matang," terangnya, Kamis (6/2/2020), dilansir Suara.com.

Tak Sembarang Codot?

Doni mengklaim kelelawar atau codot yang siap olah bukanlah sembarang codot. Karena jenis kelelawar yang diolah tersebut dipilih secara selektif, yaitu bukan pemakan serangga ataupun bunga, melainkan pemakan buah-buahan di malam hari.

Andre Rosiade Berdalih Hindarkan Azab Prostitusi, Gustika: Sok Magang Jadi Tuhan!

Dirinya sudah sangat hafal kelelawar mana yang setiap hari mengkonsumsi buah sehingga yakin kelelawar yang dia olah aman dan terbebas dari penyakit mematikan. Karena itu dirinya tidak khawatir akan adanya coronavirus tersebut.

Dia mengklaim selama 10 tahun berdagang tidak pernah ada masalah sedikitpun dan semuanya aman. Bahkan dari waktu ke waktu peminat olahan codot tersebut justru semakin besar. Sebab banyak yang meyakini jika daging kelelawar sangat baik untuk kesehatan terutama mengobati penyakit sesak nafas ataupun asma.

"Sekarang masih ramai dan belum ada imbauan dari pihak manapun," tambahnya.

Jokowi Ogah, Kemenag Bantah Dukung Pemulangan 660 WNI Bekas ISIS

Pasokan codot tersebut berasal dari Panggang, Gunungkidul, lantaran di wilayah tersebut masih ditemukan banyak goa tempat bersarang binatang nokturnal tersebut. Jika memang benar-benar kelelawar tersebut berbahaya dari sisi kesehatan maka dia berharap ada urun rembuk pemerintah.

Sementara itu serupa dengan di Bantul, di wilayah Gunungkidul sendiri, kelelawar menjadi salah satu kuliner ekstrem yang legendaris. Kuliner kelelawar ini sudah dikenal puluhan tahun karena selama ini daging kelelawar dikenal ampuh untuk mengobati penyakit asma atau sesak nafas.

Bayinya Butuh Disusui, Alasan Suami Mohon Zikria Penghina Risma Tak Ditahan

Pemilik warung olahan daging kekelawar yang ada di sebelah timur Terminal Panggang, Sukarwanti, mengatakan kuliner kelelawar yang dia kelola tersebut sebenarnya sudah turun temurun karena sudah ada sejak jaman nenek buyutnya. Dia adalah generasi ketiga yang meneruskan usaha keluarga tersebut.

Munculnya informasi tersebut tidak berdampak pada omset dagangannya. Kelelawar bacem dan goreng masakannya tetap diminati masyarakat. Setiap hari warung tersebut selalu didatangi oleh para penggemar daging kelelawar atau codot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya