SOLOPOS.COM - Sejumlah pemilik pangkalan elpiji 3 kilogram melakukan audiensi di Kantor Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Selasa (30/5/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO – Puluhan pemilik pangkalan elpiji 3 kilogram (kg) mendatangi Kantor Dinas Perdagangan (Disdag) Solo di kompleks Balai Kota Solo, Selasa (30/5/2023). Mereka sambat lantaran kesulitan menggunakan aplikasi MyPertamina dan pembelian elpiji 3 kg menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Para pemilik pangkalan elpiji 3 kg itu mendatangi Kantor Disdag Solo sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka ditemui oleh Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Pengembangan Perdagangan Disdag Solo, Training Hartanto. Dalam kesempatan itu, mereka menyampaikan keluh kesah soal dinamika uji coba aplikasi MyPertamina dan pembelian elpiji 3 kg menggunakan KTP.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Koordinator pemilik pangkalan elpiji 3 kg di Solo, Heru Purwanto, mengatakan penerapan aplikasi MyPertamina mempersulit para pemilik pangkalan elpiji 3kg. Platform aplikasi tersebut digunakan untuk mengumpulkan data masyarakat by name by address agar distribusi tepat sasaran.

“Ternyata di lapangan banyak kendala yang muncul. Masyarakat membeli elpiji 3 kg harus membawa fotokopi KTP dan kartu keluarga (KK) serta foto. Mereka protes karena mempersulit pembelian elpiji 3 kg. Kami jangan dibenturkan dengan masyarakat,” kata dia, Selasa.

Heru yang membuka usaha pangkalan elpiji 3 kg di wilayah Kelurahan Nusukan, Banjarsari, menyebut aturan berbeda diterapkan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Selain KTP dan KK, para pemilik pangkalan elpiji 3 kg wajib melampirkan dokumen foto usaha masing-masing pelaku UMKM.

Hal ini menambah beban yang ditanggung para pemilik pangkalan elpiji 3 kg. “Kami tidak mungkin memotret satu persatu usaha yang dijalankan pelaku UMKM. Pangkalan elpiji itu membantu pemerintah menyalurkan elpiji 3kg. Kami berhadapan langsung dengan masyarakat. Melayani kebutuhan elpiji 3 kg setiap hari,” papar dia.

Seorang pemilik pangkalan elpiji 3kg di Kampung Petoran, Kelurahan/Kecamatan Jebres, Aminingsih, mengungkapkan para pemilik pangkalan diminta menyiapkan ponsel android untuk menginput data setiap konsumen. Aminingsih merasa keberatan lantaran keuntungan yang didapat para pemilik pangkalan relatif kecil.

“Kalau keuntungan dikumpulin selama setahun belum bisa untuk membeli gawai. Kentungan kami ini sangat tipis karena menjual elpiji 3 kg sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Pengembangan Perdagangan Disdag Solo, Training Hartanto, mengaku akan berkoordinasi dengan Pertamina maupun Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) untuk membahas persoalan tersebut. Training berharap tidak  ada kendala distribusi elpiji 3 kg mulai dari agen, pangkalan hingga pengecer. “Kami jembatani aspirasi dari para pemilik pangkalan. Nanti menunggu pertemuan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya