SOLOPOS.COM - Ilustrasi (onislam.net)

Investasi syariah mengalami pertumbuhan

Harianjogja.com, JOGJA — Keuangan syariah di Indonesia terus tumbuh di berbagai lini industri keuangan. Salah satu instrumen keuangan syariah yang dinilai strategis adalah sukuk, produk pasar modal yang kini di DIY investornya terus bertumbuh 5%-10%.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY, Irfan Noor Riza mengungkapkan setiap instrumen investasi syariah yakni sukuk terus diminati masyarakat Jogja.

“Bahkan setiap sukuk terbaru dikeluarkan selalu over subscribe. Banyak sekali permintaan terhadap instrumen tersebut,” ujar Irfan kepada Harianjogja.com, Minggu (3/9/2017).

Irfan mengatakan masyarakat DIY sangat merespon positif dengan keluarnya sukuk. Bahkan, banyak investor yang selalu menantikan seri terbaru dari sukuk. Hal itu berdasarkan informasi dari beberapa sekuritas sebagai agen penjual sukuk.

“Dari informasi sekuritas, banyak nasabah deposito yang melakukan diversifikasi ke sukuk saat sukuk baru diterbitkan,” papar Irfan.

Secara nasional, kata Irfan, penerbitan sukuk negara ritel seri 008 tahun 2016 diterbitkan sebesar Rp31,5 triliun. Sukuk tersebut langsung habis terjual oleh 48.444 investor.

Irfan menambahkan penjualan sukuk seri tersebut lebih besar nilainya dibandingkan penerbitan sukuk ritel sebelumnya, SR-007. Sukuk 007 terjual sebesar Rp21,9 triliun yang dibeli 29.706 investor.

“Untuk DIY sendiri animo masyarakat untuk produk sukuk meningkat berkisar lima persen sampai sepuluh persen di tiap-tiap sukuk baru diterbitkan, sehingga [penjualan] sukuk di DIY selalu over subscribe,” jelas Irfan.

Berdasarkan data dari Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY, jumlah investor Jogja per Juli 2017 mencapai 27.519 investor. Dari angka tersebut investor sukuk ritel berkisar antara 20%-25%.

“Kami berharap investor sukuk ritel dapat terus tumbuh,” imbuh Irfan.

Sebelumnya, pada sebuah seminar keuangan syariah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sukuk merupakan salah satu instrumen keuangan syariah yang perkembangannya sangat pesat. Negara melakukan inovasi untuk melakukan pembiayaan defisit anggaran menggunakan sukuk atau surat utang negara berbasis syariah. Dikeluarkannya instrumen investasi ini, menurut dia, dapat membantu dalam mengembangkan sukuk.

“Apalagi pemerintah menerbitkannya secara ritel, sehingga instrumen ini dapat dijangkau dan menjadi pilihan bagi masyarakat, seperti ibu rumah tangga yang ingin menempatkan dana investasinya,” jelas Menkeu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya