SOLOPOS.COM - Ilustrasi Corona (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SUKOHARJO – Penanganan pasien positif yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid harus diprioritaskan guna menekan angka kematian Covid-19 di Sukoharjo.

Selain itu, upaya pencegahan persebaran Covid-19 terus dimasifkan untuk menahan laju penambahan pasien positif.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hal ini diungkapkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo, Iskandar, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (17/10/2020). Iskandar menyebut salah satu faktor dominan yang memengaruhi naiknya status Sukoharjo dari berisiko sedang atau zona oranye menjadi berisiko tinggi atau zona merah lantaran tingginya angka kematian pasien positif.

Update Covid-19 Klaten: Total 739 Positif, 647 Sembuh 68 Dirawat

Ekspedisi Mudik 2024

Angka Kematian

Angka kematian pasien positif di Sukoharjo melebihi batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO) yakni maksimal lima persen.

"Seluruh pasien positif yang meninggal dunia merupakan pasien dengan gejala. Sebagian besar memiliki penyakit komorbid seperti hipertensi dan diabetes melitus. Masyarakat yang memiliki penyakit komorbid berisiko tinggi terpapar Covid-19," kata dia.

Pasien dengan komorbiditas atau penyakit penyerta akan mengalami gejala berat hingga berujung pada kematian jika terpapar Covid-19. Sebab virus corona dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien positif yang memiliki penyakit komorbid.

Oleh karena itu masyarakat yang memiliki komorbid harus benar-benar menjankan protokol kesehatan secara ketat.

Tiga Kebakaran Kandang Ternak Terjadi selama 8 Hari di Wonogiri, Penyebabnya Sama?

"Tidak hanya diabetes dan hipertensi, obesitas juga salah satu penyakit komorbid yang harus diwaspadai masyarakat. Biasanya, obesitas berdampak pada turunnya imunitas tubuh," ujar dia.

Uji Swab

Iskandar mengapresiasi langkah Gugus Tugas Percepatan Covid-19 Sukoharjo dengan melakukan penguatan pemeriksaan spesimen dengan uji swab untuk menemukan pasien positif baru.

Dalam sepekan, lebih dari 1.000 spesimen yang diperiksa. Sehingga otomatis jumlah pasien positif baru yang ditemukan bertambah signifikan. Dia membandingkan upaya serupa di daerah lain di wilayah Soloraya.

Perlu Ditiru, Pemilik Wedangan di Klaten Ini Wajibkan Pembeli Cuci Tangan Sebelum Pesan

"Saya mengapresiasi upaya gugus tugas menggenjot pemeriksaan spesimen sesuai target yang ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) maupun World Healt Organization (WHO). Daerah lain tak semasif Sukoharjo dalam pemeriksaan spesimen," ujar dia.

Iskandar menyampaikan cara paling ampuh untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 adalah menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Tidak ada yang lain selain memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air serta physical distancing. Hal ini bisa dilakukan masyarakat kapanpun dan di manapun," papar dia.

Puskesmas

Kepala Puskesmas Sukoharjo, Kunari Mahanani, mengatakan puskesmas yang tersebar di 12 kecamatan menjadi garda terdepan pencegahan dan penanganan Covid-19.

Penyebab Kecelakaan di Gondangrejo, Satlantas: Ambulans Gagal Nyalip

Puskesmas bakal berkoordinasi dengan pemerintah desa/kelurahan dan elemen masyarakat untuk mengintensifkan kembali gerakan jogo tonggo. Masyarakat bakal dilibatkan langsung dalam upaya pencegahan persebaran pandemi Covid-19.

Masyarakat diedukasi pentingnya menjalankan protokol kesehatan demi mencegah persebaran Covid-19 yang makin masif.

"Gerakan jogo tonggo dan mengedukasi masyarakat agar mengubah perilaku sehat dan menjalankan protokol kesehatan. Kecamatan Sukoharjo termasuk daerah dengan pasien positif terbanyak di Kabupaten Jamu," ujar dia.

Awal Mula Klaster Demo di Semarang hingga 11 Positif Covid-19

Sementara itu, Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, tak memungkiri angka kematian pasien positif di Sukoharjo tergolong tinggi.

Jumlah pasien positif yang meninggal dunia sebanyak 42 orang. Mereka merupakan pasien positif dengan gejala yang memiliki penyakit komorbid. Gugus tugas segera mengevaluasi indikator tingkat risiko Covid-19 untuk merancang strategi paling efektif dan efisien.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya