Solopos.com, SUKOHARJO -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo mencatat ada 51 kasus positif baru selama sepekan mulai 20 Juli-26 Juli. Klaster tenaga kesehatan (nakes) rumah sakit di Solo dan Sukoharjo mendominasi.
Informasi yang dihimpun Solopos.com, Selasa (28/7/2020), jumlah pasien positif baru tanpa gejala sebanyak 27 orang. Sedangkan jumlah pasien positif dengan gejala 24 orang.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sebagian besar pasien positif tanpa gejala menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun ada beberapa pasien positif dengan gejala yang dirawat intensif di rumah sakit.
Merasa Aneh Positif Covid-19 Tapi Sehat Bugar, Wawali Solo Tes Swab Mandiri Dan Ternyata Negatif
Kasus baru positif Covid-19 sepekan terakhir didominasi klaster nakes rumah sakit di Solo dan Sukoharjo masing-masing 15 orang dan delapan orang. Sementara pasien positif baru lainnya merupakan kontak erat pasien positif lama.
"Secara akumulasi, jumlah pasien positif Covid-19 di Sukoharjo ada 230 orang. Pasien positif yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 57 orang dan dirawat di rumah sakit sebanyak 31 orang," kata Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, Selasa.
Pasien Sembuh
Yunia menyebut pasien positif baru paling banyak dari nakes RSUD dr Moewardi Solo sebanyak 11 orang. Kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo dan RS UNS Solo menemukan pasien positif baru masing-masing sembilan orang.
44 Warga Sragen Dites Swab, 25 Di Antaranya Kontak Erat Tukang Kayu Sumberlawang
Selain kasus positif baru, Kepala DKK Sukoharjo ini menyampaikan jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh sebanyak 128 orang atau 57,1 persen.
"Khusus pasien positif tanpa gejala dinyatakan sembuh jika tak mengalami demam dan gangguan pernapasan pada hari terakhir masa inkubasi. Tak perlu lagi menjalani swab test," papar dia.
Hasil Tes Swab Wawali Solo Negatif Covid-19, Begini Penjelasan Wali Kota dan DKK
Gugus tugas dipastikan memperpanjang status kejadian luar biasa (KLB) dan masa tanggap darurat Covid-19 hingga 31 Agustus. Kebijakan ini diambil seiring tren peningkatan jumlah pasien baru selama satu bulan di masa transisi menuju kenormalan baru.
Yunia menambahkan kedisplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. "Masyarakat harus disiplin. Apalagi saat beraktivitas di pusat perbelanjaan dan keramaian," kata dia.