SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah sakit (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo menyiapkan delapan rumah sakit atau RS rujukan untuk menangani pasien positif Covid-19.

Penyiapan RS rujukan untuk mengantisipasi gelombang kedua pandemi Covid-19 di Sukoharjo seiring pembukaan aktivitas ekonomi dan bisnis secara bertahap.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Indonesia masuk kategori bahaya gelombang kedua pandemi Covid-19 setelah pembukaan aktivitas ekonomi di setiap daerah.

Polemik Bantuan Warga Wironanggan Sukoharjo Berakhir Damai, Kades Minta Maaf

Penghentian pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat kegiatan ekonomi dan bisnis kembali berdenyut. Kondisi ini membawa konsekuensi terjadinya lonjakan kasus baru pasien terkonfirmasi positif.

Di Sukoharjo, tingkat risiko persebaran pandemi Covid-19 masuk kategori risiko sedang atau zona oranye. Kurva pandemi Covid-19 di Sukoharjo belum melandai lantaran ada penambahan pasien positif selama sepekan ini.

“Jumlah pasien positif corona per 9 Juli mencapai 98 orang. Dua tambahan pasien positif bakal menyentuh 100 orang. Masih ada penambahan pasien positif meski hanya satu orang-dua orang setiap hari,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, saat berbincang dengan solopos.com, Jumat (10/7/2020).

Jembatan Gantung Desa Kliwonan Sragen, Yang Jantungan Mending Jangan Melintas

Yunia menyebut telah menyiapkan delapan rumah sakit negeri dan swasta rujukan pasien Covid-19 di Sukoharjo. Hal ini untuk mengantisipasi apabila ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD dr. Moewardi (RSDM) Kota Solo over load atau melebihi kapasitas.

Saat ini, ruang isolasi di RSDM hampir penuh lantaran saking banyaknya pasien positif dari sejumlah daerah di wilayah Soloraya yang dirujuk ke RSDM Kota Solo.

Unik! Bukan Bersepeda, Warga Boyolali Ini Justru Lebih Suka Jalan-Jalan Naik Sapi

Selain itu, penyiapan rumah sakit rujukan pasien Covid-19 untuk mengantisipasi gelombang kedua pandemi Covid-19 seiring kegiatan ekonomi dan bisnis kembali dibuka.

“Sebenarnya ada 10 rumah sakit di Sukoharjo. Namun, dua rumah sakit khusus digunakan untuk merawat pasien tertentu. Ada RS Karima Utama dan Rumah Sakit Ortopedi (RSO) dr. Soeharso di Kartasura,” ujar dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo tersebut meminta gugus tugas di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan meningkatkan kewaspadaan terhadap gelombang perantau yang pulang kampung.

Tanah Kelahiran

Mereka berasal dari beberapa daerah terpapar virus Covid-19 seperti Jakarta dan Surabaya.

Karena itu, kondisi kesehatan para perantau yang berniat pulang ke tanah kelahiran harus diperiksa di jalur masuk wilayah Sukoharjo.

Mereka juga diminta menjalani rapid test atau tes cepat sebelum bertemu dengan keluarga di rumah. “Sebagian besar pasien positif yang ditemukan pada pekan ini merupakan para perantau yang pulang kampung,” papar dia.

Rutan Solo Siapkan 21 Bilik Kaca, Mulai Terima Pembesuk Tahanan?

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Camat Sukoharjo, Havid Danang Purnomo, mengatakan perantau menjalani rapid test mandiri sebelum bertemu keluarga di rumah. Menurut Havid, tak sedikit perantau yang pulang kampung saat penerapan masa transisi menuju kenormalan baru.

“Hasil rapid test harus dilaporkan kepada gugus tugas di tingkat kelurahan. Jika hasilnya reaktif dilanjutkan dengan swab test,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya