SOLOPOS.COM - Petugas BPBD Sukoharjo mengecek lokasi tanggul jebol di Desa Grogol, Kecamatan Weru, Sukoharjo. Foto dirilis Kamis (13/1/2022). (Istimewa-BPBD Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana yang datang saat memasuki periode puncak musim hujan pada awal tahun 2022.

Hal tersebut lantaran bencana angin kencang yang terjadi pada puncak musim hujan 2021 memakan korban jiwa satu orang di Sukoharjo. Saat itu, satu warga di Desa Pondok, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, meninggal dunia akibat tertimpa pohon ketika tidur di rumah pada akhir Februari 2021.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, mengatakan saat ini langkah yang dilakukan pada awal tahun 2022 lebih difokuskan pada mitigasi bencana dampak La Nina di puncak musim hujan.

Baca juga: Pembangunan GOR di Gayam Sukoharjo akan Dimulai Mei, Ini Maketnya

Pasalnya, pada periode tersebut, seluruh wilayah di Sukoharjo berpotensi ancaman angin kencang serta banjir dan tanah longsor di sejumlah titik. Pihaknya tak ingin korban jiwa yang muncul pada tahun 2021 di periode yang sama terulang kembali.

“Kondisi saat ini yang kami perhatikan lebih ke angin kencang. Soalnya berdasarkan data yang kami miliki, angin kencang juga mendominasi bencana yang terjadi pada tahun 2021 sebanyak 33 kejadian. Apalagi tahun 2021 ada korban jiwa. Kami tidak ingin tragedi itu terulang lagi kali ini,” ungkap dia kepada Solopos.com, Kamis (13/1/2022).

Menambah Destana

Untuk mengantisipasi terjadinya hal tersebut, BPBD Sukoharjo berencana menambah jumlah Desa Tangguh Bencana (Destana) sebanyak 1 desa di lokasi prioritas.

Baca juga: Setahun Lalu 11 Jiwa Terenggut Akibat DBD di Sukoharjo

Selain itu, dia juga mengimbau warga untuk mulai mengantisipasi terjadinya bencana dengan melakukan berbagai cara. Di antaranya melakukan pemangkasan dahan pohon rimbun dan pohon di tepi jalan.

“Untuk Destana saat ini sudah ada 10 desa. Kami ingin menambah lagi, targetnya pada tahun 2022 tambah tiga, tapi sementara ini kami tambah satu dulu. Untuk desa mana saja masih kami petakan mana yang akan diprioritaskan,” papar dia.

Potensi bencana yang ditimbulkan fenomena La Nina menurut Maryanto harus diwaspadai oleh masyarakat. Saat ini, BPBD Sukoharjo menerapkan status siaga bencana puncak musim hujan hingga Maret 2022.

Baca juga: Ogah Jebakan Listrik, Sukoharjo Pilih Tyto Alba untuk Basmi Hama Tikus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya