SOLOPOS.COM - Ilustrasi hewan ternak (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, SUKOHARJO-Kabupaten Sukoharjo saat ini dinilai tengah kekurangan mantri hewan. Dari seluruh atau 12 kecamatan di Sukoharjo, tujuh kecamatan di antaranya tak memiliki manteri hewan sendiri.

”Tujuh kecamatan tersebut yakni, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Grogol, Baki, Gatak, Nguter dan Tawangsari. Kekosongan pegawai sudah terjadi sejak lima tahun terakhir karena pensiun dan sampai sekarang belum ada penggantinya,” ujar Kabid Perternakan Dispertan Sukoharjo, Yuli Dwi Irianto, Jumat (16/5/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu terungkap pada rapat Panitia Khusus (pansus) yang membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Usaha Peternakan dan Kesehatan Hewan antara DPRD dengan Dinas Pertanian (Dispertan). Pembahasan digelar di gedung B kompleks kantor DPRD Sukoharjo.

Selain itu dia menjelaskan kekosongan juga terjadi di Kecamatan Bendosari, sebab mantri hewan di sana juga pensiun. Namun untuk sementara Pemkab sudah menempatkan penggati kendati dengan status tenaga harian lepas (THL).

Dia menjelaskan untuk mengisi kekosongan bukan perkara mudah. Karena sudah beberapa tahun terakhir Pemkab tak melakukan rekrutmen.

“Dispertan hanya bersifat mengusulkan saja ke Pemkab Sukoharjo untuk kemudian diajukan ke pusat. Karena itu, keputusan dan kewenangan penuh berada di pemerintah. Pada dasarnya mantri hewan ini merupakan pegawai negeri sipil [PNS], jadi pengisiannya harus sesuai prosedur dalam tes CPNS.”

Penempatan Mantri Hewan

Dia menjelaskan pihaknya mengaku sudah beberapa kali mengajukan penempatan mantri hewan, tetapi sampai saat ini tak terpenuhi. Apalagi, kata dia, sejak tiga tahun terakhir, ada penghentian sementara penerimaan CPNS.

Terkait hal tersebut untuk pelayanan diserahkan kepada pusat kesehatan hewan (puskeswan). Dengan demikian jika ada persoalan di lapangan bisa segera ditangani.

Dia berharap kekosongan mantri hewan segera ditangani sehingga jika ada serangan penyakit menular pada hewan bisa segera terdeteksi. “Misalnya kalau ada flu burung, antraks, rabies dan sebagainya bisa segera terpantau,” papar dia.

Ketua Pansus Raperda Usaha Peternakan dan Kesehatan Hewan, Parwanto Mulyo Saputro mengakui, desakan untuk memenuhi kebutuhan mantri hewan memang gencar diusulkan. Karena peran mantra hewan di masyarakat dinilai sangat besar.

“Sebenarnya harapan kami di tiap desa ada mantri hewan, tapi ternyata sekadar memenuhi keberadaan di tingkat kecamatan saja masih sulit,” kata dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya