SOLOPOS.COM - Sukiyat saat menerima penghargaan khusus SBBI 2020 di bidang otomotif. (Solopos/Taufik Sidiq Prakosa)

Solopos.com, KLATEN -- Pengusaha otomotif Sukiyat menyabet penghargaan khusus inovasi di bidang otomotif dalam Solo Best Brand and Innovation atau SBBI Award 2020.

SBBI Award 2020 jatuh ke tangan Sukiyat atas Kontribusi pria asal Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, Klaten itu di dunia otomotif Indonesia. Sukiyat menjadi pencetus Kiat Esemka yang digadang-gadang menjadi mobil nasional serta pencetus Alat Mekanis Multiguna Perdesaan (AMMDes).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keterbatasan fisik tak menghalangi tekad dan semangat Sukiyat mengembangkan usahanya di bidang otomotif mulai dari membuka bengkel sepeda kayuh hingga membuka Bengkel Kiat Motor. Pun halnya dengan tekad Sukiyat memajukan dunia otomotif Indonesia terutama untuk membantu para petani.

SBBI 2020: Rawat Merekmu dengan Inovasi

Ekspedisi Mudik 2024

Atas inovasinya, Sukiyat menerima penghargaan khusus inovasi di bidang otomotif dari panitia penyelenggara SBBI Award 2020. Riset yang diselengarakan Harian Umum Solopos ini menjadi ajang penghargaan prestisius untuk merek-merek terbaik di Soloraya.

“Saya terima kasih atas penghargaan yang diberikan Solopos. Ini menjadi kebanggaan bagi saya sekeluarga,” kata Sukiyat saat bertemu dengan panitia SBBI 2020, Kamis (14/5/2020).

Sukiyat yang lahir di Trucuk pada 22 April 1957 sudah tertarik pada dunia otomotif sejak usia belasan tahun. Lulus SMP, peraih penghargaan SBBI 2020 ini berniat melanjutkan pendidikannya ke jenjang STM jurusan otomotif. Namun, karena kondisi salah satu kakinya yang tak sempurna atau difabel, Sukiyat tak bisa masuk STM.

SBBI 2020: Begini Tips Merawat Brand Agar Menjadi yang Terbaik

Awalnya Kursus Menjahit

Sukiyat lantas melanjutkan pendidikan di Lembaga Penelitian Rehabilitas Penderita Cacat Tubuh Rehabilitasi Centrum (RC) Prof. Dr. Soeharso, Solo. Berniat masuk ke jurusan otomotif, Sukiyat justru diikutkan pada kursus menjahit. Setelah setahun kursus, Sukiyat hijrah ke Jakarta sekitar 1973.

“Akhirnya saya dikerjakan di Jakarta di Karya Penderita Cacat Swa Prasidya Purna [milik Yayasan Harapan Kita]. Kemudian saya bekerja di sana menjahit dan konfeksi,” kata Sukiyat.

Tekadnya untuk belajar otomotif tak padam. Dia kerap diajak oleh Siswono Yudhohusodo, pimpinan sanggar, mendatangi diler-diler di Jakarta di sela mengunjungi kegiatan difabel lainnya. Dari ajakan itulah pemenang SBBI 2020 itu memanfaatkan waktu untuk belajar.

SBBI 2020: Buat Para Pemegang Merek? Ini Lho Maunya Konsumen

Hingga sekitar 1975, Sukiyat pulang kampung. Sebelum memulai usaha membuka bengkel, Sukiyat bekerja di Solo. Dia pernah bekerja di PT Sembada. Setelah perusahaan itu bangkrut, Sukiyat lantas ikut kepala bengkel.

Mendapatkan bantuan dari Yayasan Dharmais senilai Rp75.000, Sukiyat memulai usahanya membuka bengkel sepeda ontel di rumahnya Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk. Usaha bengkel itu dia jalankan sembari berjualan sembako. Usahanya berkembang dengan setahun selanjutnya membuka bengkel sepeda motor.

“Saya banyak mengecati vespa kemudian mobil dari mobil yang kasar ke mobil yang baik. Karena kondisi saya cacat, saya sering ditinjau tamu dari luar negeri. Saya ditanggapi positif kemudian bisa dikirim ke Jerman, Jepang, dan Cina,” kata Sukiyat.

Pasar Dinamis, SBBI Award Apresiasi Potential Brand

Spesialisasi Cat Oven dan Body Repair

Kepiawaian Sukiyat di bidang otomotif kian terasah. Peraih penghargaan SBBI 2020 ini memilih spesialisasi di bidang cat oven dan body repair. Usaha bengkelnya melejit hingga mendirikan bengkel Kiat Motor di tepi jalan raya Solo-Jogja, Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Klaten.

Pengalaman masa kecil Sukiyat yang sering diminta orang tuanya membuat pewarna kain lurik diterapkan dalam pengecatan mobil. Begitu pula dengan pengalamannya membantu orang tua yang bekerja di penggilingan padi dan oven tembakau.

Dalam bekerja, Sukiyat memegang pedoman 3N yaitu niteni yang artinya memperhatikan, nirokke atau meniru, dan nambahi atau menambahkan. Selain itu, jeli dan peka melihat pasar.

SBBI Di Mata Pemegang Merek: Tolok Ukur Produk Diterima Konsumen Soloraya

“Harus peka, cerdas, dan paling penting itu jujur dan tanggap melayani kebutuhan masyarakat serta terakhir itu ikhlas dalam bekerja. Rejeki, jodo,lan pati itu waktu dan alam buah dari perbuatan kita sendiri,” urai dia.

Prinsip lainnya yakni suka mentransfer ilmu. Prinsip itulah yang membuat Sukiyat tak pelit membagikan ilmunya di bidang otomotif termasuk menggagas Kiat Esemka dan AMMDes. “Mentransfer ilmu itu seperti spiral, semakin besar tekanannya semakin tinggi loncatannya,” tutur Sukiyat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya