SOLOPOS.COM - Sambal welut atau sambal belut, hidangan khas di Warung Limolas, Jl Slamet Riyadi 109 Kartasura, Sukoharjo. (JIBI/SOLOPOS/Ivan Andimuhtarom)

Sambal welut atau sambal belut, hidangan khas di Warung Limolas, Jl Slamet Riyadi 109 Kartasura, Sukoharjo. (JIBI/SOLOPOS/Ivan Andimuhtarom)

Sambal welut atau sambal belut, hidangan khas di Warung Limolas, Jl Slamet Riyadi 109 Kartasura, Sukoharjo. (JIBI/SOLOPOS/Ivan Andimuhtarom)

Gemar santapan pedas? Warung Limolas di Jl Slamet Riyadi 109, Kartasura, Sukoharjo sepertinya cocok untuk dijajal. Ada menu istimewa di sini yaitu sambel welut alias sambal belut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sambal welut dihidangkan pada sebuah piring mini dengan alas daun pisang. Aroma sambal bawang yang dicampur dengan belut goreng menambah hasrat ingin menyantap makanan itu segera. Dalam sajian itu, si sambal ditemani oleh beberapa iris mentimun, daun kemangi dan kubis.

Alas daun pisang yang digunakan pemilik warung, Yakobus Harjono, menciptakan nuansa pedesaan yang identik dengan daun itu. Terlebih, piring yang digunakan adalah piring dari anyaman rotan. Satu gigit sambal welut yang langsung dicicipi terasa renyah. Tak ada rasa keras yang berasal dari menu yang mulai dikenalkan kepada masyarakat sejak 2009 itu. Sambal yang dipakai juga pas, terasa pedas. Namun tak membuat lidah terasa terbakar. Dan efek jangka panjangnya, rongga mulut terasa hangat.

Peluh malah tambah mengucur karena sambal yang benar-benar maknyus. Semakin dimakan, semakin ingin segera mempercepat kunyahan di mulut. Dan seolah, satu porsi masih belum cukup untuk memuaskan rongga lambung meski ukuran porsi nasi yang dihidangkan termasuk banyak.

Pemilik warung, Harjono, kepada Solopos.com mengaku awalnya warung itu hanya menjual jagung bakar pada sore hari. Hal itu, ia mulai sejak 2006 lalu. Kemudian, pada 2008, ia mulai memperkenalkan es kelapa muda yang dijamin asli, tanpa campuran air putih itu.
“Respons masyarakat bagus. Pada 2009, barulah menu nasi spesial sambal welut ini saya perkenalkan kepada para konsumen. Waktu itu mikirnya cari menu yang enggak ada di sekitar Kartasura. Akhirnya, saya pilih belut sebagai menu spesial,” papar dia.

Selain menu dari belut, warung yang dikelola bersama sang istri, Anisa, itu juga menyediakan ayam, lele, ikan kakap, tempe, tahu, telur, yang bisa diolah dalam bentuk goreng biasa, bakar atau juga dibuat menjadi sambal penyet. Mereka juga menyediakan nasi pecel, nasi oseng dan rica-rica ayam bagi pelanggan yang ingin menikmati masakan tradisional.

“Sehari, kami bisa menjual dua sampai tiga kilogram belut kering. Itu tadi jadi renyah karena digoreng sampai benar-benar kering. Kami juga memilih belut yang tak terlalu besar. Sedangkan untuk es degan, sehari, paling sedikit kami menghabiskan 50 buah kelapa muda,” tutur dia.

Oh iya, satu porsi sambal welut dengan nasi yang maknyus itu dihargai Rp9.000 per porsi. Sementara untuk es degan, ada paket antara Rp3.000-Rp5.500 per gelas. Kalau mau utuh, bisa dipesan dengan harga antara Rp7.000-Rp11.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya